Minggu, 01 Januari 2012

MANAJEMEN OPERASIONAL

MENGANALISIS dan MERISET PABRIK TAHU LYN





Nama Kelompok : - Benedicta Inelza N 31209563
- Deni Dwi Lestari 31209515
- Fina Mardiah Haq 31209292

Kelas : 3 DD 04


Universitas Gunadarma
2011






KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan petunjuknya, serta dukungan serta do’a dari orang tua, dosen, teman-teman, serta yang lainnya, karena penulis dapat menyelesaikan tulisan ini yang berupa makalah dengan judul “MENGANALISIS dan MERISET PABRIK TAHU LYN” guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional yang diberikan oleh Bapak Aris Budi Setiawan.

Penulis berterimakasih kepada Bapak Sukandi pemilik Pabrik Tahu LYN beserta seluruh karyawan yang sudah memberikan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan, baik dari segi pengetikan, maupun materi yang di sajikan. Oleh sebab itu, saran dan kritik dari semua pihak yang terkait sangat di harapkan agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Tidak lupa pula penyusun haturkan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kata-kata yang salah dan tidak sesuai.

Bekasi, Desember 2011

Penyusun






BAB 1

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Ø Dalam Hal Perencanaan dan Pengembangan Produk

Pabrik tahu LYN melakukan kegiatan operasional atau produksinya setiap hari. Proses produksi ini sangatlah penting bagi perusahaan karena dengan melakukan produksi perusahaan akan mendapatkan laba dari hasil penjualan produksi tersebut. Jika perusahaan tidak melakukan produksi maka perusahaan akan mengalami kendala yang mengakibatkan sangat fatal bagi perusahaan, akibatnya tidak hanya ditanggung oleh pihak perusahaan saja tetapi bagi pihak eksternal pun merasa dirugikan.

Munculnya ide usaha ini berawal dari si pemilik perusahaan Bapak Sukandi, beliau seorang pegawai negri biasa yang gajinya kecil. Beliau berfikir dengan gaji yang ia dapatkan mampu tidak untuk menyekolahkan 3 anak-anaknya samapai keperguruan tinggi, karena biaya kuliah yang sangat mahal. Karena alasan itulah si pemilik perusahaan membuka usaha pabrik tahu ini selain itu usaha ini merupakan usaha keturunan dari kedua orangtuanya.

Tidak mau kalah dengan pesaing, pabrik tahu LYN selalu melakukan pengembangan produk baru gunanya agar pembeli tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada, selain itu agar ada variasi produk yang dihasilkan.

Alternatif pengembangan produk yang dipilih oleh perusahaan yaitu Penambahan produk yang telah ada (Diversifikasi produk). Yaitu dengan cara menambahkan jenis produk yang sudah ada, hanya di tambah variasi saja. Seperti awalnya perusahaan hanya memproduksi tahu cibuntu atau biasa disebut tahu potong saja, tetapi berjalannya waktu perusahaan membuat tahu sumedang dan tahu bandung.

Sebenarnya alternatif yang palig mudah yaitu meniru produk yang sudah ada di pasar, alternatif ini pun sering dilakukan perusahaan-perusahaan. Seperti yang kita ketahui tahu bulat sedang marak di pasaran bahkan cabangnya pun ada dimana-mana. Awalnya Bapak Sukandi ingin mencoba membuat tahu bulat, beliau sengaja datangkan tenaga ahli dari Bandung untuk mengajarkan cara pembuatan tahu bulat tersebut, tetapi ternyata tahu bulat ini mengandung lima bahan kimia, yang salah satunya adalah bahan pengembang dan pengawet. Bapak Sukandi menolak untuk memulai pembuatan tahu bulat ini karena adanya bahan-bahan kimia tersebut.

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan produk yaitu salah satuya dengan cara megidentifikasi produk yang sudah ada lalu mencari ide-ide baru untuk pengembangan produk. Jika sudah ditentukan, produk tersebut di buat sampelnya dan di uji di pasaran. Jika menghasilkan respon yang baik produk tersebut terus dijalankan dan di jual.

Perjalanan usaha Bapak Sukandi tidak hanya berjalan mulus saja, beliau pernah menglami kegagalan, penurunan produksi yang ia alami sangat drastis. Awalnya perusahaan memproduksi tahu dengan bahan baku utama yaitu kacang kedelai dari 7 kuintal satu hari menurun menjadi 3 kuintal dalam satu hari. Karena harga kacang kedelai yang meloncat naik dari harga Rp 350.000,- / kuintal menjadi Rp 800.000,- / kuintal. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan tetapi para penjual tahu goreng sumedang pun merasakannya, karena mereka tidak sanggup harus menjual tahu seumedang Rp 1.500,- / potong. Bahkan sebagian para penjual memilih untuk pulang kampung dan menutup dagangannya.

Posisi produk utama sekarang ini dalam siklus yang sangatlah baik karena adanya penurunan harga dari kacang kedelai, walaupun tidak kembali seperti harga semula dan para pembeli pun sudah mulai bisa menerima dengan adanya kenaikan harga tersebut.






BAB 2

PERENCANAAN DAN PENENTUAN LOKASI USAHA

Ø Dalam Hal Perencanaan dan Penentuan Lokasi Usaha / Perusahaan

Menentukan lokasi tidak semudah yang kita bayangkan, tidak bisa asal tunjuk jari saja. Pemilik perusahaan harus mencari tempat yang jauh dari masyarakat, selain itu lokasi harus dekat dengan kali. Alasan mengapa perusahaan memilih lokasi dekat dengan kali agar pembuangan limbah lebih mudah dan air sisa produksi tersebut jika terlalu lama mengenang akan bau, maka agar mempermudahkannya perusahaan membuat saluran air yang langsung terbuang ke kali tersebut.

Bapak Sukandi mengaku dalam menentukan lokasi beliau tidak menggunakan metode-metode karena kurangnya pengetahuan. Selain itu Bapak Sukandi juga lebih memilih cara tradisional yang iya ketahui dari turun temurun orangtuanya,

”Saya tidak megerti mba metode-metode penentuan lokasi seperti itu, bagi saya asalkan dekat dengan kali dan jauh dari tetangga selain itu akses ke jalan raya mudah dan tidak jauh itu sudah cukup.” ujar Bapak Sukandi si pemilik perusahaan.

Untuk mendapatkan lokasi seperti sekarang ini sangatlah sulit ditemukan ditengah-tengah kota seperti sekarang, dahulu Bapak Sukandi pernah mencari lokasi usaha samapai ke daerah Bantar Gebang, disana slokasinya cukup baik dan bisa dijadikan usaha pabrik tahu tetapi karena beberapa pertimbangan maka lokasi ini lah yang dipilih karena jauh lebih baik dari pada lokasi yang ada di Bantar Gebang.

Sampai sekarang sudah lebih dari sepuluh tahun pabrik ini didirikan pabrik ini tidak pernah pindah lokasi karena untuk mencari tempat usaha yang baru tidaklah mudah.

Bapak Sukandi mengaku sudah merasa puas dengan lokasi usaha yang sekarang in karena untuk mendapatkan tempat usaha seperti sekarang ini sangat lah sulit, mungkin butuh beberapa bulan untuk mencari tempat yang seperti ini.





BAB 3

PERENCANAAN TATA LETAK (LAY OUT) USAHA

Ø Dalam Hal Perencanaan Tata Letak (lay out) Usaha

Kondisi tata letak pada pabrik tahun LYN memang sudah benar, karena pabrik tersebut menggunakan tata letak yang fleksibel. Kenapa pabrik tersebut bisa dibilang fleksibel, karena pabrik tahu LYN dengan bangunan yang luas memanjang kesamping sehingga aliran manusia dan material lancar.

Pandangan pabrik tahu LYN milik Bapak Sukandi tentang tata letak fasilitasnya sudah bagus, karena Bapak Sukandi memilih tata letak pemanfaatan fasilitas dan peralatan dengan optimal. Tujuan pabrik tahu LYN memilih tata letak seperti itu memberi ruang gerak yang cukup untuk kelancaran dan kenyamanan operasional pabrik, fleksibilitas untuk perubahan, dan yang pastinya dengan tata letak fasilitas seperti itu memberi suasana kerja yang baik.

Jenis tata letak yang sedang digunakan pabrik tahun LYN yaitu tata letak Produk. Mengapa pabrik tersebut memilih jenis tata letak produk, karena jenis tata letak produk memiliki keuntungan agar aliran dan pengendalian material lebih mudah dan langsung, pengawasan lebih mudah, waktu proses atau unit lebih cepat dan penjadwalan lebih mudah.

Pabrik tahu LYN memiliki jenis bangunan berlantai tunggal, Bapak Sukandi pemilik pabrik tahu tersebut memilih jenis bangunan seperti itu agar fleksibel atau lebih mudah diperluas, karena tidak tergantung pondasi bangunan, pergerakan material dan manusia lebih murah dan mudah karena tidak perlu naik turun tangga atau lift, pengawasan lebih mudah tentunya dengan jenis bangunan berlantai tunggal dan cocok untuk produksi masa karena untuk produsi seperti ini membutuhkan ruangan yang luas.

Tetapi Bapak Sukandi juga harus menyiapkan penerangan yang cukup, ventilasi atau AC juga harus cukup, agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada kendala dari internal perusahaan.

Pabrik tahu LYN menggunakan metode tertentu penyusunan tata letaknya, karena tadi sudah dijelaskan di atas pabrik tahu LYN menggunakan tata letak bangunan berlantai tunggal agar ventilasi udara masuk lebih banyak dan tidak pengap atau udara diam ditempat. Sehingga Bapak Sukandi pemilik pabrik tahu LYN sudah puas dengan tata letak yang digunakan sekarang memudahkan pekerjaan karyawan saat sedang beroperasi dan tingkat efisiensi proses produksi dengan tata letak yang digunakan Pabrik tahu LYN sudah sangat baik.






BAB 4

PERAMALAN PRODUKSI

Bapak Sukandi mendirikan pabrik tahunya sudah cukup lama, karena tahu buatan pabrik LYN dikenal oleh banyak orang dilingkungan tempat tinggalnya begitu pun tukang eceran tahu yang selalu berdatangan dipagi hari untuk menjual tahu – tahu yang dibuat. Oleh karena itu bapak sukandi mempunyai pandangan peramalan produksi tentang pabriknya melalui pendekatan peramalan produksi. Disini bapak sukandi memakai pendekatan kualitatif maupun kuantitatif.

Pendekatan kualitatif.

  1. Tenaga Penjualan, peramalan dilakukan dengan memanfaatkan kedekatan tenaga penjual dengan konsumen.
  2. Survei Pasar, dimana peramalan dilakukan dengan turun langsung ke lapangan atau pasar sehingga diperoleh informasi langsung dari pasar.

Pendekatan Kuantitatif.

Ini merupakan dari analisis ruang waktu ( time series ). Pabrik tahu LYN memang pernah melakukan peramalan produksi bisa dilihat dari grafik diatas masuk kedalam golongan “MUSIMAN” pada musim dingin pabrik akan menambahkan tahu buatannya lebih banyak dibandingkan dengan pada musim panas, karena dimusim dingin banyak orang yang mengkonsumsi gorengan terutama gorengan tahu dan beda lagi pada saat musim panas konsumsen hanya sedikit yang memakan atau mengkonsumsi gorengan tahu.

Metode yang digunakan perusahaan yaitu Metode Rata-Rata Bergerak. Metode ini menghitung dengan cara mencari rata-rata dari beberapa nilai periode sebelumya.

Peramalan produksi bulan Desember diperoleh dengan menghitung rata-rata dari nilai produksi tiga bulan sebelumya yaitu rata-rata produksi dari bulan September, Oktober dan November.

Berikut perhitungan dengan menggunakan Metode Rata-Rata Bergerak :

Peramalan Produksi Tahu Sumedang

Periode

Permintaan

Pergerakan MA 3 periode

Ramalan

Error (e)

Januari

9300

-

Februari

8800

-

Maret

9050

-

April

9085

(9050+8800+9300) / 3

9050

35

Mei

8990

(9085+9050+8800) / 3

8978,3

11,7

Juni

9200

(8990+9085+9050) / 3

9041,7

158,3

Juli

9175

(9200+8990+9085) / 3

9091,7

83,3

Agustus

9250

(9175+9200+8990) / 3

9121,7

128,3

September

9350

(9250+9175+9200) / 3

9208,3

141,7

Oktober

9100

(9350+9250+9175) / 3

9258,3

158,3

November

9080

(9100+9350+9250) / 3

9233,3

-153,3

Desember

(9080+9100+9350) / 3

9176,7

Jumlah

563,3

MAD = ∑ kesalahan = 563,3 = 70,4

N – n 11 – 3

Kesimpulan :

Bulan Desember diramalkan sebesar 9176,7 dan bila tiap kali meramal terjadi kesalahan sebesar 70,4 , maka permintaan bulan Desember diperkirakan antara

9176,7 - 70,4 X 9176,7 + 70,4

9106,3 X 9247,1

Jadi permintaan bulan Desember berkisar antara 9106,3 sampai dengan 9247,1 unit.

Peramalan Produksi Tahu Cibuntu

Periode

Permintaan

Pergerakan MA 3 periode

Ramalan

Error (e)

Januari

4100

-

Februari

4150

-

Maret

4035

-

April

4075

(4035+4150+4100) / 3

4095

-20

Mei

3995

(4075+4035+4150) / 3

4086,7

-91,7

Juni

4200

(3995+4075+4035) / 3

4035

165

Juli

4250

(4200+3995+4075) / 3

4090

160

Agustus

3900

(4250+4200+3995) / 3

4148,3

-248,3

September

3950

(3900+4250+4200) / 3

4116,7

-166,7

Oktober

3995

(3950+3900+4250) / 3

4033,3

-38,3

November

4000

(3995+3950+3900) / 3

3948

52

Desember

(4000+3995+3950) / 3

3981,7

Jumlah

-188

MAD = ∑ kesalahan = -188 = -23,5

N – n 11 – 3

Kesimpulan :

Bulan Desember diramalkan sebesar 3981,7 dan bila tiap kali meramal terjadi kesalahan sebesar -188 , maka permintaan bulan Desember diperkirakan antara

3981,7 - (-23,5) X 3981,7 + (-23,5)

4005,2 X 3958,2

Jadi permintaan bulan Desember berkisar antara 4005,2 sampai dengan 3958,2 unit.

Peramalan Produksi Tahu Bandung

Periode

Permintaan

Pergerakan MA 3 periode

Ramalan

Error (e)

Januari

7710

-

Februari

7700

-

Maret

7575

-

April

7800

(7575+7700+7710) / 3

7661,7

138,3

Mei

7750

(7800+7575+7700) / 3

7691,7

58,3

Juni

7450

(7750+7800+7575) / 3

7708,3

-258,3

Juli

7610

(7450+7750+7800) / 3

7666,7

-56,7

Agustus

7760

(7610+7450+7750) / 3

7603,3

156,7

September

7500

(7760+7610+7450) / 3

7606,7

-106,7

Oktober

7600

(7500+7760+7610) / 3

7623,3

-23,3

November

7680

(7600+7500+7760) / 3

7620

60

Desember

(7680+7600+7500) / 3

7593,3

Jumlah

-31,7

MAD = ∑ kesalahan = -31,7 = -3,96

N – n 11 – 3

Kesimpulan :

Bulan Desember diramalkan sebesar 7593,3 dan bila tiap kali meramal terjadi kesalahan sebesar -3,96 , maka permintaan bulan Desember diperkirakan antara

7593,3 - (-3,96) X 7593,3 + (-3,96)

7597,26 X 7589,34

Jadi permintaan bulan Desember berkisar antara 7597,26 sampai dengan 7589,34 unit.






BAB 5

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Dalam suatu produksi umumnya terdapat persediaan agar lebih mendapat keuntungan dari pembelian. Tetapi dalam pandangan Pabrik Tahu LYN tentang pengendalian persediaan menurut Pak Sukandi tidak terlalu penting. Pabrik ini tidak mempunyai persediaan karena produsen membuat tahu langsung untuk dijual ke para pedagang tahu keliling sesuai dengan pemesanan. Selain bukan untuk persediaan, produsen tidak mau mengambil resiko kalau tahu sampai busuk karena disimpan terlalu lama. Pak Sukandi lebih memilih untuk langsung menjualnya ke pedagang pedagang keliling, selain karena lebih praktis, Pak Sukandi juga tidak perlu mengeluarkan biaya penyimpanan.

Persediaan tidak berasal dari manapun karena didalam Pabrik Tahu LYN tidak memiliki persediaan, tetapi Pak Sukandi langsung membeli ke agen kacang untuk digunakan pada tahu sebagai bahan baku utamanya. Alasan Pak Sukandi langsung membeli ke agennya langsung agar Pak Sukandi bisa melihat keadaan kacang tersebut untuk menghindari resiko kacang yang rusak / yang sudah tidak layak dimakan. Selain untuk meghindari resiko, juga menghemat biaya pengiriman.

Perusahaan tidak menggunakan metode dalam mengendalikan persediaan perusahaan, karena pemilik perusahaan Bapak Sukandi tidak mengerti tentang perhitungan seperti itu. Selain itu perusahaan hanya menganut aturan bahwa jumlah ukuran pemesanan (kuantitas pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan akan bervariasi. Pabrik Tahu LYN melakukan penjualan dengan selalu bervariasi tergantung dari omset penghasilan para pembeli. Pabrik Tahu LYN melakukan penjualan selalu bervariasi tergantung dari omset penghasilan para pembeli.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar