Selasa, 12 Juni 2012

tugas shoftskill ke 4

TUGAS SOFTSKILL KE-4


“Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan disekitar Lingkungan Rumah atau Tempat Tinggal ”



Nama : Deni Dwi Lestari


Kelas : 3 DD 04

Npm : 31209515



Universitas Gunadarma

2012



ABSTRAK




Setelah penulis menerangkan pendahuluan secara singkat tentang Ekonomi kerakyatan, Penulis akan membahas Pertumbuhan kerakyatan disekitar Kampus Universitas Gunadarma tapi sebelumnya penulis ingin memberitahu beberapa definisi tentang Ekonomi Kerakyatan.

1. Tata ekonomi yang dapat memberikan jaminan pertumbuhan out put perekonomian suatu Negara secara mantap dan berkesinambungan, dan dapat memberikan jaminan keadilan bagi rakyat.

2. Tata ekonomi yang dapat menjamin pertumbuhan out put secara mantap atau tinggi adalah tata ekonomi yang sumber daya ekonominya digunakan untuk memproduksi jasa dan barang pada tingkat paretooptimum. Tingkat paretooptimum adalah tingkat penggunaan factor-faktor produksi secara maksimal dan tidak ada factor produksi yang nganggur atau idle.

3. Tata ekonomi yang dapat menjamin pareto optimum adalah tata ekonomi yang mampu menciptakan penggunaan capital atau modal secara penuh.




BAB I

Pendahuluan





Ekonomi kerakyatan tidak bermakud mempertentangkan ekonomi besar dengan ekonomi kecil. Persoalan ekonomi kerakyatan bukan mempertentangkan antara wong cilik dengan wong gedhe. Ekonomi kerakyatan bukan bagaimana usaha kecil, menengah, dan usaha mikro dilindungi. Ekonomi kerakyatan bukan ekonomi belas kasihan, bukan ekonomi penyantunan kepada kelompok masyarakat yang kalah dalam persaingan. Tetapi ekonomi kerakyatan adalah tatanan ekonomi dimana aset ekonomi dalam perekonomian nasional didistribusian kepada sebanyak-banyaknya warga negara.

Kita perlu membedakan antara ekonomi rakyat, ekonomi kapitalis liberal, ekonomi sosialis komunis, ekonomi kerakyatan, dan ekonomi pemerintah. Terminologi ekonomi rakyat hanya untuk membedakan ekonomi pemerintah atau ekonomi publik. Ekonomi rakyat atau ekonomi barang private adalah ekonomi positif, yang menjelaskan bagaimana unit-unit produksi mengkombinasikan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang private dan jasa private dan mendistribusikan barang dan jasa dimaksud pada konsumen, sehingga diperoleh ketuntungan yang maksimal bagi produsen, biaya yang minimal bagi produsen, dan utility yang maksimal bagi konsumen.

Tata Ekonomi rakyat yang tidak mempermasalahkan keadilan baik pada proses produksi maupun pada proses distribusi, ini dalam terminologi politik ekonomi disebut sebagai ekonomi kapitalis liberal. Dalam ekonomi kapitalis liberal, tidak dipermasalahkan, apakah aset ekonomi hanya dimiliki oleh puluhan orang atau jutaan orang. ekonomi kapitalis liberal juga tidak mempermasalahkan, pakah barang dan jasa private hanya dinikmati oleh sedikit warga negara atau dinikmati oleh sebanyak-banyaknya warga negara. Oleh sebab itu dalam ekonomi kapitalis liberal terbentuk dua kelompok masyarakat, yaitu masyarakat pekerja yang hidupnya hanya dari upah menjual tenaga kerja dan ada masyarakat pemilik modal yang jumlahnya sedikit tetapi memiliki aset ekonomi nasional. Dalam tata ekonomi kapitalis liberal, diyakini bahwa keadilan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercipta melalui mekanisme pasar. Ada invisible hand yang akan menciptakan keadilan dan pemerataan. Invisible hand ini adalah kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum yang ada dalam pasar. Oleh sebab itu tidak diperlukan intervensi pemerintah dalam perekonomian barang private. Tugas pemerintah hanyalah bagaimana menjamin mekanisme pasar berjalan dan menyediakan barang dan jasa public




BAB II

PEMBAHASAN



Setelah penulis menerangkan pendahuluan secara singkat tentang Ekonomi kerakyatan, Penulis akan membahas Pertumbuhan kerakyatan disekitar Kampus Universitas Gunadarma tapi sebelumnya penulis ingin memberitahu beberapa definisi tentang Ekonomi Kerakyatan.

4. Tata ekonomi yang dapat memberikan jaminan pertumbuhan out put perekonomian suatu Negara secara mantap dan berkesinambungan, dan dapat memberikan jaminan keadilan bagi rakyat.

5. Tata ekonomi yang dapat menjamin pertumbuhan out put secara mantap atau tinggi adalah tata ekonomi yang sumber daya ekonominya digunakan untuk memproduksi jasa dan barang pada tingkat paretooptimum. Tingkat paretooptimum adalah tingkat penggunaan factor-faktor produksi secara maksimal dan tidak ada factor produksi yang nganggur atau idle.

6. Tata ekonomi yang dapat menjamin pareto optimum adalah tata ekonomi yang mampu menciptakan penggunaan capital atau modal secara penuh.





Beberapa pengertian tentang ekonomi kerakyatan telah disinggung sedikit diBABI maupun di BAB II, dan sekarang penulis sudah menyimpulkan akan membahas dan mengupas lebih dalam lagi tentang Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan disekitar Lingkungan Rumah atau Tempat Tinggal. Disini penulis bertempat tinggal didaerah villa jatirasa-bekasi. Dua puluh tahun yang lalu daerah ini tidak sepadat sekarang atau serame sekarang, walaupun memang sekitar perumahaan villa jatirasa itu sudah ada sejak lama, tapi memang fasilitas yang didapatkan tidak memungkin karena disatu sisi keadaan sekitar perumahaan villa jatirasa jalannya aksesnya belum bagus seperti sekarang, keadaan perumahannya juga bergabung dengan perkampungan jadi pertumbuhan ekonomi keadaan sekitarnya pun tak mungkin bisa baik malahan takut untuk berjualan didaerah sekitar tersebut.



Dahulu keadaan perumahaan villa jatirasa yang sudah tadi dijelaskan sangat tidak bagus itu, sejumlah orang yang ingin memasuki kedaerah situ dimalam hari sangat takut apalagi untuk berjualan memperbaiki keadaan pertumbuhan ekonominya. Karena keadaannya dimalam hari sangatlah gelap dan lampu penerangan untuk sampai diperumahaan itu sangat sedikit jadi penduduk pun takut. Tapi, sejak penulis menginjak sekolah dasar kelas enam area perumahaan khususnya jalan akses yang sangat rusak mulai diperbaiki walau memang perbaikinya tidak semuanya.



Menginjak penulis sekolah menengah pertama kira-kira kelas dua, mulailah selain jalan akses sekitar yang bagus dibangunlah sebuah tol penghubung kedaerah bandung dan Jakarta walau memang keadaan pertumbuhan ekonomi sekitar belum sangat bagus seperti sekarang tapi setidaknya sudah mulai membaik sedikit demi sedikit. Sekitar tahun 2005 tol tersebut yang diberi nama TOL JOR akses penghubung Jakarta dan bandung itu telah selesai semuanya mulailah keadaan sekitar mulai tumbuh. Fasilitas perumahan penulis yang berdekatan dengan tol tersebut lebih sangat diperbaikin, banyaknya dibangun ruko-ruko dekat pintu tol tersebut dan tak lupa banyaknya perumahaan yang dibangun begitu banyak dekat perumahan yang penulis tempati, sehingga dengan adanya pembangunan tol jor yang telah diresmikan tersebut kehidupan sekitar mulai tumbuh dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik dari keadaan sebelumnya.



Sekitar tiga tahun telah berjalan keadaan sekitar lebih baik dibidang ekonomi kerakyatannya karena dibangunnya TOL JOR, kini juga terdapat pemberhentian BUS daerah Senen, tanah abang dan tanggerang / veteran saat dibangun tempat kecil pemberhentian bus tersebut keadaan sekitar meningkat terus kehidupan ekonominya kerena dengan adanya dibangun fasilitas tersebut banyak yang berjualan diarea sekitar dan dengan berjualan diarea sekitar itu sangat laku sehingga pedagang yang mayoritas penduduk asli sekitar banyak yang senang berjualan. Selain dibangun tempat pemberhentian BUS tidak lama dari situ dibangunlah tempat penitipan motor maupun mobil dan restaurant-restaurant kecil disamping area penitipan tersebut.



Tahun demi tahun dengan peresmian TOL JOR dekat dengan daerah perumahan yang penulis tinggal, menjadi hidup dalam bidang keekonomian kerakyatannya yang pada awalnya keadaan sekitar yang begitu sepi dan tak banyak penjual yang berdagang dekat area perumahan didukung dengan jalan menuju perumahan yang rusak sehingga kehidupan ekonomi yang sangat mati tak seperti sekarang.



Setelah beberapa tahun tol tersebut diresmikan, perubahan ekonomi kerakyatan didaerah sekitar sangatlah bagus dan meningkat sekali, karena setelah tol tersebut diresmikan tidak lama kemudian dibangunnya sebuah pusat perbelanjaan dengan nama NAGA yang dibangun tidak jauh dari pintu tol jatiasih atau tol jor dengan dibangunannya naga atau pasar modern berarti membangun sebuah lapangan pekerjaan untuk warga sekitar yang baru lulus sekolah atau warga sekitar yang memang belum bekerja dan memudahkan masyarakatkan ditempat tersebut untuk berbelanja dengan seperti itu kehidupan ekonomi mulai membaik.



Beberapa tahun setelah berdirinya sebuah pusat pasar modern tersebut ada, dibuat dan diresmikannya sebuah trayek angkutan M26 dengan jurusan cipendawa – kp.rambutan. dengan peresmian angkutan m26 tersebut memudahkan masyarakat sekitar yang bertempat tinggal dengan pintu tol jatiasih yang bekerja didaerah jakarta dengan menempuh daerah kp.rambutan terlebih dahulu sekarang tidak sulit untuk nyampai dengan lama atau macet dijalan karena dengan dibuatnya angkutan m26 dengan rute cipendawa-kp.rambutan melalui pintu tol jatiasih dengan waktu tempuh kira-kira 20menita untuk sampai kp.rambutan dengan seperti itu menghemat waktu masyarakat yang ingin bekerja dan membuka lapangan pekerjaan kembali untuk para pria khusunya yang memang belum memiliki pekerjaan dengan menjadi supir angkutan tersebut.



Sungguh hebatnya dengan pembangunan sebuah tol didaerah perbatasan antara kota bekasi dan jakarta itu membuat masyarakat sekitar memiliki sebuah pekerjaan dan daerah yang tadinya sangat sepi dan tidak ramai dengan penduduk sekitar sekarang begitu ramai setelah adanya tol pintu jatiasih atau tol jor tersebut. Setelah itu, dengan adanya tol jor ini banyak sekali penduduk sekitar yang berdatangan yang bekerjanya dijakarta sekarang dibekasi dengan waktu tempuh yang sudah tidak lama seperti dahulu.



Sekitar beberapa tahun kemudian setelah banyak penduduk sekitar yang berjualan dekat dengan pintu tol itu dan setelah dibangunnya sebuah pasar modern yang tidak jauh dari tol jor tersebut, kini dibangun kembali pusat pembelajaan yaitu giant disamping pintu tol jatiasih atau tol jor yang memudahkan warga sekitar berbelanja dan membuat lapangan pekerjaan kembali untuk warga sekitar yang memang belum mempunyai pekerjaan. Didalam pusat pembelanjaan tersebut didalamnya dilengkapi dengan restaurant, pasar modern, toko kosmetik dll. Dari tahun ketahun keadaan sekitar tampak lebih bagus rapi dan keadaan ekonomi kerakyatan warga sekitar semakin baik dengan peresmian tol jor tersebut akan tetapi walaupun keadaan yang kini semakin rame dan ekonomi kerakyatannya bagus ada dampak negatifnya juga yaitu tampaknya polusi disetiap harinya tidak seperti dahulu yang begitu sepi dan jauh dari populasi.



Berikut ini beberapa pendapat dari masyarakat sekitar tentang peresmian tol jor didaerah lingkungan mereka "Saya setuju dengan UU tersebut karena tol merupakan jalan bebas hambatan dan menaikkan serta menurunkan penumpang di dalam tol berbahaya bagi para pengguna jalan tol maupun penumpang angkutan itu sendiri," tegasnya. “Dengan adanya tol JORR, lalu lintas ke kawasan itu akan makin lancar. Sebagian pengendara dari Jakarta tak hams melalui keempat akses itu lagi, tapi bisa lewat tol TMII - Cikunir keluar di pintu tol Bambu Apus, Jatiwarna, Jatiasih atau bahkan Cikunir (bila menuju pusat kota Bekasi atau tol Cikampek). Pintu tol Bambu”.



Setelah mengetahui beberapa pendapat masyarakat sekitar tentang adanya peresmian jalan tol jor didaerah rumah mereka, disini juga penulis akan memaparkan tentang perubahan harga pasaran kenaikan harga tanah dilingkungan dekat dengan tol jor tersebut apakah pengaruhnya berdampak naik atau berdampak menurun harga pasarnnya dan ternyata pengaruh adanya sebuah jalan tol yang menghubungkan sebuah daerah bekasi,jakarta dan bandung ini menimbulkan harga tanah dekat dengan sebuah lokasi tersebut begitu melonjak tinggi karena daerah tersebut begitu rame dari masyarakat dan bisa dibilang satu meter sebuah tanah yang dekat dengan sebuah lokasi sebuah tol itu bisa mencapaikan Rp.5.000.000,- / meter waw bayangkan satu meter dihargakan segitu apalagi yang membeli sampai berhektar-hektar tidak membayakan berapa keuntungan yang didapat dengan adanya sebuah jalan tol tersebut sehingga dengan seperti itu bisa menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar.



Memang sebuah peresmian jalan tol yang ada didaerah jatiasih membuat lingkungan sekitar rame dari keramaian, masyarakat mulai berdatangan, dan banyak sekali perubahan-perubahan yang memang sangat tidak jauh dengan megahnya kota jakarta, dengan seperti itu selain disini penulis dan menceritakan secara singkat sebuah masyarakat yang hidup dengan dekat pintu tol jatiasih kehidupan ekonominya yang memang bagus ada pula dampak yang dialami warga sekitar walaupun awalnya sangat baik buat warga sekitar, disini penulis akan menjelaskan beserta memaparkan sebuah dampak adanya pembuatan jalan tol jatiasih.

1. Pembuatan jalan tol memang bagus, karena dari daerah yang sangat sepi dan sekarang menjadi sangat ramai dan polusi pun semakin tidak bagus.

2. Banyak pohon-pohon didaerah sekitar ditebangi sehingga daerah sekitar menjadi gersang dan panas

3. Banyaknya pembuatan perumahan-perumah disekitar dekat dengan pintu jalan tol jatiasih, sehingga berdampak menjadi padat oleh penduduk tidak seperti dulu.

4. Tidak adanya lagi penghijauan didaerah sekitar.





Berikut ini beberapa sejarah jatiasih sebelum pembuatan jalan tol berikut ini sejarahnya:

Kecamatan Jatiasih berdiri pada tahun 1986 yang saat itu masih merupakan Kecamatan Perwakilan, hasil pemekaran dari Wilayah Kecamatan Pondok Gede, sedangkan berdirinya Kecamatan Jatiasih status Definitif pada tahun 1992. Dalam perjalanannya Kecamatan Jatiasih merupakan daerah penyangga Ibukota Jakarta yang baik pertumbuhan kemajuan wilayah, perekonomian, kependudukan amat pesat. Hal ini di karenakan dalam rencana tata ruang kota, Kecamatan Jatiasih peruntukkannya daerah perumahan dan Jasa Perdagangan. Kecamatan Jatiasih berada pada Titik Koordinat 6°17'32"Selatan dan 106°57'51"Timur.



Banyak perusahaan pengembang Perumahan dan Perkantoran melakukan expansi perusahaannya diwilayah kecamatan Jatiasih sehingga begitu pesatnya pertumbuhan perekonomian dan kependudukan di wilayah Kecamatan Jatiasih. Terlebih Pada tahun 2007 Jalan Tol Outer Ring Road mulai beroperasi sehingga ini menambah pesatnya kemajuan perekonomian dan pertambahan penduduk.



Selain perubahan-perubahan yang dialami didaerah sekitar dengan adanya pembuatan dan peresmian sebuah jalan tol dijatiasih, disini sebuah daerah yang sudah diresmikan sekarang banyak dijadikan sebagai tempat syuting oleh kru-kru film sinetron sehingga menjadi sering terkenal kampungnya sinetron.



Namanya sebuah pembangunan didaerah yang sedang berkembang walau direncanakan akan berjalan dengan baik dengan pintu jalan tol tersebut membuat selalu kemacetan dipagi hari dan sore hari itu terjadi selalau setiap hari dan membuat jalan yang melewati terganggu dengan kemacetan. Kemacetan terjadi dipagi hari mulai dari pukul 07.00 hingga 09.00 kemacetan terjadi akibat arus masyakarat yang ingin berangkat kekantor, apalagi kemacetan akan terasa lebih pagi lagi dari puku 06.00 pada hari senin dan jika terjadi kemacetan dirasakan disore hari dimulai dari jam 17.00 dan kemacetan terjadi begitu parah pada pukul 19.00 masyarakat yang akan pulang dari tempat kerjanya.



Peresmian jalan tol didaerah jatiasih-bekasi selain banyak perubahan banyak juga pembuatan gedung-gedung untuk perkantoran dan sarana pendidikan yang sekarang dirasakan oleh siswa dan siswi semakin baik. Dintaranya yaitu pembangunan gedung cargo, tempt usaha dunia beton dll. Setelah adanya peresmin sebuah tol yang menjadi pertumbuhan ekonomi kerakyatan sekitar banyak pula sudah dijelaskan pusat perbelanjaan dan gedung-gedung perkantoran dilingkungan tersebut dan selain itu adanya ruko-ruko yang melayani ticketing domestic maupun internasional didaerah tersebut misalnya salah satu kantor pelayanan ticketing perjalanan domestic maupun internasional berada pada alamat di l. Raya Jatiasih 385 C , Lampu merah komsen. Jatiasih – Bekasi pada pelayanan perjalanan domestic maupun internasional yaitu kedaerah pulau bali, Lombok , singapura dll. Dengan melalui tol tersebut dapat mudah mengetahui tempat lokasi tersebut dan tempat usaha tersebut dibangun saat adanya peresmian tol sehingga membantu lapangan pekerjaan.



Penulis sudah menerangkan keadaan sekitar mulai dari keadaan yang tampak masih sepi sampai sekarang keadaan yang memang sudah sangat begitu ramai oleh penduduk masyarakat yang berdatangan maupun masyarakat asli penduduk situ. Disini sekarang akan membahas sedikit tentang sejarah pembuatan tol saat sebelum diresmikan yang sekarang menjadi peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, konon katanya saat tol jatiasih sudah selesai dibangun tetapi belum juga diresmikan seperti sekarang yang sudah bisa dipakai banyak sekali tragedy-tragedi tabrakan misalnya artis yang sudah terkenal yitu AdiFiransyah menjadi korban kecelakaan tabrakan didaerah tol jatiasih diwaktu itu keadaan tol jatiasih walaupun sudah benar dan siap dipakai tetapi memang belum diresmikan sehingga konon katanya dapat merenggut nyawa korban yang memakai jalan tersebut.

Jalan tol jatiasih memang dari sejak belum diresmi sampai sekarang sangatlah mengubah kependudukannya dalam hal perekonomiannya, misalnya bis diambil sedikit dari cerita yang penulis sedikit ketahui tentang daerah sekitar, dahulu waktu pembangun tol sudah selesai dan siap digunakan tetapi belum diresmikan jika ditengah malam hari sekitar pukul 00.00 dini hari hingga pagi yang penulis ketahui yaitu sering sekali dipakai untuk trak-trak balap motor liar oleh kalangan anak mudah khususnya pria, dan disini kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi kerakyatannya yaitu banyak yang berjualan diarea pembalapan liar tersebut karena kalau tak salah daerah lokasi yang perna dijadikan sebagai tempat balap liar yaitu area persawahan, ya walau memang ya namanya balap liar tidak pernah diizinkan tapi setidaknya yang berjualan tersebut mendapat rezeki dari yang lomba balap liar tersebut.





Berikut ini penulis akan sedikit memaparkan tentang atm-atm yang berada didaerah dekat dengan lokasi tol jatiasih, Karena dibuat agar untuk mempermudah masyarakat yang keluar dari pintu tol tersebut jika mencari sebuah atm agar dipermudah atau digampangkan.diantara banyaknya atm yang difasilitasi yaitu atm BRI, atm BNI, atm MANDIRI, atm BCA, atm BTN, BPR, dan masih banyak lagi. Yang sudah disebutkan oleh penulis tadi fasilitas atm yang tersedia di dekat pintu tol jatiasih yaitu berdiri sejak adanya tol jatiasih diresmikan beberapa tahun kemudiannya. Tetapi bukan hanya atm nya saja yang tersedia didekat facility pintu tol tersebut ternyata banyak bank-bank yang berdiri setelah adanya tol jatiasih berada dan diresmikan seperti yang sudah penulis sebutkan yaitu bank BRI saja ada dua cabang yang memfasilitasi bukan hanya tempat atmnya saja tetapi bank nya, bank Mandiri, BTN, BPR, Bank muamalaf, BNI, dll dengan seperti itu sungguh sangat membantu warga sekitar yang belum mendapatkan pekerjaan khusunya para siswa dan siswi maupun sarjana yang belum dapat pekerjaan.



Setelah dipaparkan oleh penulis tentang seluruh area yang ada didekat tol jatiasih yang sudah difasilitas hingga sampai 2012, kini penulis memaparkan salah satu alamat yang ada didekat tol jatiasih yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakatnya. Misalnya yang sudah dijelaskan diatas alamat giant komsen yang lebih terkenalnya yaitu jl.wibawa mukti samping pintu tol jatiasih, merupakan pusat perbelanjaan yang memang langsung berkembang pesat akibat adanya sebuah pembangunan jalan tol yang dekat area tersebut dan berpengaruh bagi warga sekitar yang memang belum dapat pekerjaan bisa melamar ditempat pusat perbelanjaan tersebut, misalnya didalam giant komsen tersebut banyak restaurant, kasir, maupun spg-spg yang pada saat itu membutuhkan karyawan baru hingga warga sekitar bisa melamar ketempat tersebut otomatis menjadi berpengaruh terhadap perekonomian kerakyatan sekitar mereka.

Giant komsen telah dibahas contoh pertamanya, yang selanjutnya bisa kita lihat pada restaurant-restaurant yang tersedia didekat area pintu keluar tol jatiasih contohnya niko-niko bento dengan beralamat lengkap jl. Raya jatiasig no38D-E Telp. (021) 32264545, tempat makan yang menyediakan menu-menu beraneka itu bisa dinikmati masyarakat yang akan memasuki pintu tol sebelum berangkat menuju arah tujuannya bisa mampir terlebih dahulu karena lokasi sangat dekat dengan pintu tol tersebut. Adany restaurant yang berada dekat pintu tol membuat lapangan pekerjaan baru kembali buat masyarakat sekitar yang memang belum mendapatkan pekerjaan dan itu sangat berpengaruh dan membatunya.









Sudah banyak sekali penulis memaparkan semua tempat yang dekat dengan lokasi pintu tol jatiasih yang membuat semuanya menjadi berubah apalagi perubahan perekonomian kerakyatan sekitar yang mungkin sekaran jauh lebih baik dari pada terdahulu, walaupun memang sudah banyak diketahui walau berpengaruh bagi masyarakat sekitar tentang keekonomian kerakyatannya tetapi sangat berpengaruh tentang daerah yang sekarang sudah banyak dijulukin daerah macet dikawasan tersebut. Apalagi dipagi hari saat penduduk sekitar ingin berangkat bekerja dan pada saat masyarakat baru pulang dari pekerjaannya yang berbeda-beda daerah, sungguh tak diduga kawasan yang penulis sudah kenal sangat sepi jauh dari keramaian penduduk sekarang sangatlah berbeda penduduk sekitar jauh sangat amat banyak tidak seperti dahulu dan kemacetan sungguh terjadi disetiap harinya, tetapi kalo tidak seperti sekarang yang dirasakan oleh penduduk sekitar mungkin ekonomi kerakyatan sekitar masih biasa-biasa saja tidak seperti sekarang yang memang jauh lebih baik walau kemacetan selalu didepan mata disetiap harinya.



BAB III

PENUTUP

Setelah pembaca mengetahui semua yang sudah dijelaskan oleh penulis kini penulis member sebuah kesimpulan bahwa, dengan adanya sebuah pembangun jalan tol yang menghubungkan Jakarta, bekasi, bandung dengan lebih dikenal tol jor atau yang sedang penulis bahas pintu tol jatiasih membuat keadaan sekitar khususnya buat masyarakat menjadi lebih baik dibidang perekonomian kerakyatannya karena peresemian tol jatiasih membuat daerah sekitar menjadi lebih maju dari keadaan sekitar pada lima tahun yang lalu tepatnya masih sangat sepi dan sunyi dari keramaian yang ada seperti sekarang, walaupun sudah banyak yang tau tentang lokasi pintu tol jatiasih yang memang selalu pada merayap pada pagi hari maupun sore hari akibat lokasi yang memang sekarang berubah total dan penduduk masyarakat sekitar yang begitu banyak sekali berdatangan kedaerah tersebut untuk mencari riski karena mereka tahu berdagang dilokasi tersebut sangat bagus dan menguntungkan sekali.

Peresmian jalan tol didaerah jatiasih-bekasi selain banyak perubahan banyak juga pembuatan gedung-gedung untuk perkantoran dan sarana pendidikan yang sekarang dirasakan oleh siswa dan siswi semakin baik. Dintaranya yaitu pembangunan gedung cargo, tempt usaha dunia beton dll. Setelah adanya peresmin sebuah tol yang menjadi pertumbuhan ekonomi kerakyatan sekitar banyak pula sudah dijelaskan pusat perbelanjaan dan gedung-gedung perkantoran dilingkungan tersebut dan selain itu adanya ruko-ruko yang melayani ticketing domestic maupun internasional didaerah tersebut misalnya salah satu kantor pelayanan ticketing perjalanan domestic maupun internasional berada pada alamat di l. Raya Jatiasih 385 C , Lampu merah komsen. Jatiasih – Bekasi pada pelayanan perjalanan domestic maupun internasional yaitu kedaerah pulau bali, Lombok , singapura dll. Dengan melalui tol tersebut dapat mudah mengetahui tempat lokasi tersebut dan tempat usaha tersebut dibangun saat adanya peresmian tol sehingga membantu lapangan pekerjaan.



Penulis sudah menerangkan keadaan sekitar mulai dari keadaan yang tampak masih sepi sampai sekarang keadaan yang memang sudah sangat begitu ramai oleh penduduk masyarakat yang berdatangan maupun masyarakat asli penduduk situ. Disini sekarang akan membahas sedikit tentang sejarah pembuatan tol saat sebelum diresmikan yang sekarang menjadi peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat sekitar, konon katanya saat tol jatiasih sudah selesai dibangun tetapi belum juga diresmikan seperti sekarang yang sudah bisa dipakai banyak sekali tragedy-tragedi tabrakan misalnya artis yang sudah terkenal yitu AdiFiransyah menjadi korban kecelakaan tabrakan didaerah tol jatiasih diwaktu itu keadaan tol jatiasih walaupun sudah benar dan siap dipakai tetapi memang belum diresmikan sehingga konon katanya dapat merenggut nyawa korban yang memakai jalan tersebut.

Jalan tol jatiasih memang dari sejak belum diresmi sampai sekarang sangatlah mengubah kependudukannya dalam hal perekonomiannya, misalnya bis diambil sedikit dari cerita yang penulis sedikit ketahui tentang daerah sekitar, dahulu waktu pembangun tol sudah selesai dan siap digunakan tetapi belum diresmikan jika ditengah malam hari sekitar pukul 00.00 dini hari hingga pagi yang penulis ketahui yaitu sering sekali dipakai untuk trak-trak balap motor liar oleh kalangan anak mudah khususnya pria, dan disini kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi kerakyatannya yaitu banyak yang berjualan diarea pembalapan liar tersebut karena kalau tak salah daerah lokasi yang perna dijadikan sebagai tempat balap liar yaitu area persawahan, ya walau memang ya namanya balap liar tidak pernah diizinkan tapi setidaknya yang berjualan tersebut mendapat rezeki dari yang lomba balap liar tersebut.





Berikut ini penulis akan sedikit memaparkan tentang atm-atm yang berada didaerah dekat dengan lokasi tol jatiasih, Karena dibuat agar untuk mempermudah masyarakat yang keluar dari pintu tol tersebut jika mencari sebuah atm agar dipermudah atau digampangkan.diantara banyaknya atm yang difasilitasi yaitu atm BRI, atm BNI, atm MANDIRI, atm BCA, atm BTN, BPR, dan masih banyak lagi. Yang sudah disebutkan oleh penulis tadi fasilitas atm yang tersedia di dekat pintu tol jatiasih yaitu berdiri sejak adanya tol jatiasih diresmikan beberapa tahun kemudiannya. Tetapi bukan hanya atm nya saja yang tersedia didekat facility pintu tol tersebut ternyata banyak bank-bank yang berdiri setelah adanya tol jatiasih berada dan diresmikan seperti yang sudah penulis sebutkan yaitu bank BRI saja ada dua cabang yang memfasilitasi bukan hanya tempat atmnya saja tetapi bank nya, bank Mandiri, BTN, BPR, Bank muamalaf, BNI, dll dengan seperti itu sungguh sangat membantu warga sekitar yang belum mendapatkan pekerjaan khusunya para siswa dan siswi maupun sarjana yang belum dapat pekerjaan.



Setelah dipaparkan oleh penulis tentang seluruh area yang ada didekat tol jatiasih yang sudah difasilitas hingga sampai 2012, kini penulis memaparkan salah satu alamat yang ada didekat tol jatiasih yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakatnya. Misalnya yang sudah dijelaskan diatas alamat giant komsen yang lebih terkenalnya yaitu jl.wibawa mukti samping pintu tol jatiasih, merupakan pusat perbelanjaan yang memang langsung berkembang pesat akibat adanya sebuah pembangunan jalan tol yang dekat area tersebut dan berpengaruh bagi warga sekitar yang memang belum dapat pekerjaan bisa melamar ditempat pusat perbelanjaan tersebut, misalnya didalam giant komsen tersebut banyak restaurant, kasir, maupun spg-spg yang pada saat itu membutuhkan karyawan baru hingga warga sekitar bisa melamar ketempat tersebut otomatis menjadi berpengaruh terhadap perekonomian kerakyatan sekitar mereka.

Giant komsen telah dibahas contoh pertamanya, yang selanjutnya bisa kita lihat pada restaurant-restaurant yang tersedia didekat area pintu keluar tol jatiasih contohnya niko-niko bento dengan beralamat lengkap jl. Raya jatiasig no38D-E Telp. (021) 32264545, tempat makan yang menyediakan menu-menu beraneka itu bisa dinikmati masyarakat yang akan memasuki pintu tol sebelum berangkat menuju arah tujuannya bisa mampir terlebih dahulu karena lokasi sangat dekat dengan pintu tol tersebut. Adany restaurant yang berada dekat pintu tol membuat lapangan pekerjaan baru kembali buat masyarakat sekitar yang memang belum mendapatkan pekerjaan dan itu sangat berpengaruh dan membatunya.



Sudah banyak sekali penulis memaparkan semua tempat yang dekat dengan lokasi pintu tol jatiasih yang membuat semuanya menjadi berubah apalagi perubahan perekonomian kerakyatan sekitar yang mungkin sekaran jauh lebih baik dari pada terdahulu, walaupun memang sudah banyak diketahui walau berpengaruh bagi masyarakat sekitar tentang keekonomian kerakyatannya tetapi sangat berpengaruh tentang daerah yang sekarang sudah banyak dijulukin daerah macet dikawasan tersebut. Apalagi dipagi hari saat penduduk sekitar ingin berangkat bekerja dan pada saat masyarakat baru pulang dari pekerjaannya yang berbeda-beda daerah, sungguh tak diduga kawasan yang penulis sudah kenal sangat sepi jauh dari keramaian penduduk sekarang sangatlah berbeda penduduk sekitar jauh sangat amat banyak tidak seperti dahulu dan kemacetan sungguh terjadi disetiap harinya, tetapi kalo tidak seperti sekarang yang dirasakan oleh penduduk sekitar mungkin ekonomi kerakyatan sekitar masih biasa-biasa saja tidak seperti sekarang yang memang jauh lebih baik walau kemacetan selalu didepan mata disetiap harinya.



Daftar pustaka




www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8584/

http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?id=433

http://benuatravel80.blogspot.com/

www/google.com

www.detik.com



Minggu, 08 April 2012

berawal dari sebuah chat





aku mempunyai seorang kekasih yang sekarang selalu mengisi ruang hati aku, kisah pertemuan aku dengan dia sangatlah unik banyak kejadian-kejadian yang sebenarnya sangat aneh kalau menurut aku. berawal dari sebuat chating dengan bertulisan " jangan lupa solat subuh " dan sekarang terjalinlah sebuah hubungan kisah asmara :)

disaat itu aku benar-benar sedang galau, akibat putus cinta dengan mantan pacar aku yang sudah bertahun-tahun terjalin. saat aku putus cinta yang aku lakukan hanya online online dan online dimalam itu aku seperti biasa online tapi saat subuh-subuh aku tertidur dengan komputer masih menyala tiba-tiba saat melihat komputer kembali dari terbangun dia memberi pesan jangan lupa salat subuh, sunggu aku awalnya tak mengenal dia. sampai suatu ketika malam aku bertanya kepada dia, bahwa dia itu siapa tapi yang membalas ternyata mantan pacarnya.

dan gak lama setelah itu aku terus berkomunikasi hanya lewat facebook walaupun satu sama lain belum mengenal secara face to face dan gak lama kemudian aku dan dia bertukar nomer telepon, dan saat itu menanyakan rumah masing-masing dan ternyata rumah aku dan dia sangatlah dekat dan komunikasi semakin hari semakin intens walaupun disaat itu dia dan aku baru putus dan belum mengenal satu sama lain .

dia pun mengajak aku lunch disuatu restaurat dipusat perbelanjaan disaat itu aku baru tau mengetahui secara face to face, ternyata dia sangat baik dan begitu care :D

setelah pertemuan secara face to face terjadi, tepatnya waktu itu dihari sabtu sore dan setelah lunch sorenya dia mengajak aku menonton film dan saat menonton film dia berkata " nanti malam aku main ya kerumah kamu " dengan senang hati aku bisa bertemu kembali dengan dia dirumah tepat malamnya. tetapi, dia tertidur dan akhirnya tidak jadi bertemu. keesokan harinya tepat dimalam senin dia main kerumah aku pukul 21.00 dan aku sangat senang bisa bertemu dia kembali.

aku rasa aku sama dia terjadi suatu pendekatan yang sangat dekat, aku pun menaruh sebuah harapan agar bisa lebih jauh lagi dengan dia karena disaat pendekatan itu dia selalu berkata yang membuat aku berbunga-bunga dan sangat care :D

tapi, berita buruk pun aku terima setelah aku bertemu secara face to face dan secara intens aku pendekatan ternyata gak aku ga sangka dia balikan kembali dengan mantannya yang berbeda negara, sungguh sangat sakit hati aku yang sudah menaruh harapan yang begitu besar terhadapnya. dan tidak lama dia mempunyai kekasih dan menyakiti hati aku, aku berkenalan dengan seorang pria dia juga baik dan gak lama kemudian aku menjalin kisah asmara . aku kira orang ini memang tulus menyayangi aku ternyata disaat-saat aku juga sudah dikenalkan kepada seluruh staff kantor nya beserta anak muridnya aku begitu senang tetapi dia sama saja, tiba-tiba memutuskan aku gitu saja tanpa alasan. dan aku langsung menghubungi yang sekarang menjadi kekasih aku yang sudah putus dengan pacarnya yang berbeda negara itu awalnya aku hanya curhat aku sudah berpisah dengan pacar lama aku, dia pun keesokan harinya langsung menemui aku selama dua hari aku diajak happy banget.
dan tepat tanggal 31 maret 2012 dia menyatakan cintanya kepada aku.
aku begitu senang yang dulu orang yang pernah aku sayang dan pernah menjalin kedekatan wlau akhirnya waktu itu belum bisa menjadi kekasihnya sekarang bisa aku rasakan. dia yang ada didalam hatiku semoga berlikunya jalan cerita aku dan dia sampai bisa menjalin suatu hubungan bisa menjadi dewasa dan langgeng amin yarobal alamin.

heheh dibawah ini sedikit cerita aku sama dia yang baru pertama kali diabadikan hhhhha.



waktu itu bulan mei tepatnya tanggal 11 mei 2012 tepat ditanggal tersebut dia yang sekarang mengisi hidup aku berulang tahun yang ke 22 tahun, jujur aku walau sudah pernah berpacaran sebelumnya dengan masa laluku tapi jujur aku elum pernah yang namanya pacar aku berulang tahun dan baru kali ini aku the first heheh pacar aku berulang tahun jadi aku bingung harus gimana dan bagaimana yaaaah. dari jauh-jauh hari aku sudah selalu meminta pendapat kepada sahabat-sahabat aku maupun orangtua ku yang mengetahui bahwa pacar akan berulang tahun dan kado special apa yang dilakukan, tapi sangking kebanyakan berpendapat akhirnya aku memutuskan untuk berfikir sendiri harus bagaimana., kado dan kue ulang tahun untuk dia sudah siap ditanggal 10 mei 2012 malam. kira-kira tepat jam 00.00 aku langsung mengucapkan ucapan pertama lewat telepon ko hp ny ga aktif akhirnya langsung mengucapkan melalui facebook, twitter dn bb di status update maupun difacebook nya. tb2 yang paling kocaknya padahal aku dari sebelum jam 00.00 tiba aku sudah menelepon terus dia yang tak kunjung aktif nomernya kr2 pukul 00.12 dia malah yang menelepon aku dan kebetulan banget heheh dan mudah-mudah aku yang mengucapkan yang pertama kali diulangtahunnya itu. tepat tanggal 11 mei 2012 dia sudah janji bakal datang main kerumah, tapi sempat terjadi marahan dulu karena dia udah dibuatin kue ulangtahun dan kado tapi ga dateng-dateng eh ternyata dia ada acara dulu sebentar. dan sampai dirumah sumpah aku bingung harus gimana, akhirnya aku langsung memberikan kue ulangtahun seperti gambar dibawah ini















dan sebuah jaket yang sekarang selalu dipakai olehnya dan itu sangat senang itu.



yang aku rasakan bahagia bisa merayakan hari ulangtahun dia yang ke 22 tahun, berikut ini dokumentasi yang diabadikan oleh sahabat aku bersama dia





semoga kisah kita bisa selalu seperti ini dan awet selamanya amin yra
miss you my sweetheart risad alparid

tugas softskil ke3

TUGAS SOFTSKILL KE-3

“Peranan Ekonomi Kerakyatan Sebagai Landasan Perekonomian Indonesia


Nama : Deni Dwi Lestari

Kelas : 3 DD 04

Npm : 31209515

Universitas Gunadarma

2012



Abstrak


Salah satu fungsi dan tujuan didirikannya sebuah negara adalah menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Oleh karena itu, keberfungsian sebuah negara tergambar pada seberapa sejahtera dan makmur rakyatnya. Dalam teori ekonomi pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara diukur melalui sejumlah indikator. Dua di antaranya adalah produk domestik bruto (PDB) per kapita dan indeks pembangunan manusia (IPM). Berdasarkan data tentang kedua indikator tersebut, Indonesia hingga tahun 2010 masih berada jauh di bawah Negara maju di kawasan Asia seperti Jepang dan Korea Selatan. Bahkan di Asia Tenggara, dilihat dari IPMnya, Indonesia masih berada di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina. Indonesia hanya berada lima tingkat di atas Vietnam dan 12 tingkat di atas Timor Leste. Hal tersebut, ditambah dengan masih lebarnya kesenjangan antara “si kaya” dan “si miskin,” mengindikasikan bahwa negara dan bangsa kita masih harus bekerja keras dan—mungkin lebih tepat— bekerja cerdas untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Kaitan antara tingkat pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran dengan tatanan ekonomi nasional, khususnya kedudukan ekonomi kerakyatan yang “diwakili” oleh koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah akan menjadi fokus bahasan



BAB I
Pendahuluan

Sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945, Negara Indonesia didirikan dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tanah tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Pengejawantahan dari amanat Undang Undang Dasar 1945 tersebut, khususnya yang berkaitan dengan frasa “memajukan kesejahteraan umum,” pada hakekatnya merupakan tugas semua elemen bangsa, yakni rakyat di segala lapisan di bawah arahan pemerintah. Tidak terlalu salah jika, mengacu pada definisi tujuan pendirian negara yang mulia tersebut, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia harus dicapai dengan menerapkan prinsip “dari, oleh, dan untuk rakyat.”
Konsep tersebut telah jauh-jauh hari dipikirkan oleh Bung Hatta—wakil presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau, bahkan jauh sebelum Schumacher—yang terkenal dengan bukunya Small is Beautiful, dan Amartya Sen—pemenang Nobel 1998 Bidang Ekonomi, berpendapat bahwa ekonomi kerakyatan merupakan bentuk perekenomian yang paling tepat bagi bangsa Indonesia (Nugroho, 1997). Orientasi utama dari ekonomi kerakyatan adalah rakyat banyak, bukan sebagian atau sekelompok kecil orang. Pandangan tersebut lahir, menurut Baswir (2006), jauh sebelum Indonesia merdeka. Bung Hatta melalui artikelnya yang berjudul “Ekonomi Rakyat” yang diterbitkan dalam harian Daulat Rakyat (20 November 1933), mengekspresikan kegundahannya melihat kondisi ekonomi rakyat Indonesia di bawah penindasan pemerintah Hindia Belanda. Dapat dikatakan bahwa “kegundahan” hati Bung Hatta atas kondisi ekonomi rakyat Indonesia—yang waktu itu masih berada di bawah penjajahan Belanda, merupakan cikal bakal dari lahirnya, katakanlah demikian, konsep ekonomi kerakyatan.Lebih jauh, pemikiran mengenai pentingnya perekonomian yang berpihak kepada rakyat menjadi dasar bagi lahirnya Pasal 27 dan 33 Undang Undang Dasar 1945. Kedua pasal tersebut kemudian menjadi dasar ertimbangan dilahirkannya Undang ``````````Undang Perkoperasian (UU Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992) dan Undang Undang Usaha Kecil dan Menengah (UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008). Dengan demikian, tampak jelas adanya keterkaitan yang erat antara ekonomi kerakyatan dengan koperasi dan usaha kecil dan menengah.
Bahasan tentang peran kedua sektor usaha tersebut (koperasi dan usaha kecil danmenengah) dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan relatif jarang mengemuka. Namun, berkaca pada keadaan ekonomi saat ini yang sepertinya baik—sebagaimana diindikasikan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2010 sebesar 6,10 persen—tetapi dibarengi oleh kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin yang semakinmelebar—sebagaimana diindikasikan oleh fakta yang menunjukkan bahwa dua persen penduduk terkaya menguasai asset nasional sebesar 46 persen dan 98 persen penduduk menguasai 54 persen asset nasional (Suryohadadiprojo, 2011), bahasan tentang ekonomi kerakyatan dan kaitannya keberadaan koperasi dan usaha kecil dan menengah dalam tatanan ekonomi nasional menjadi relevan.




BAB II
Pembahasan

Pengertian`Ekonomi`Kerakyatan


``````````Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan`hidup`masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang berintikan pada manusia pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguhpada ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring ( network ) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli .
Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang =
Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya; Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme ; persaingan yang berkeadilan ( fair competition) ; Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.; Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap ; Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada
dominasi pemerintah pusat, modal asing dan perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadilan, usaha pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal. Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten sampai ke tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat control birokrasi terhadap masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan politik di tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif dan partisiporis di tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan birokrasi kampung dan Distrik agar memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.

Substansi Sistem Ekonomi Kerakyatan
Berdasarkan bunyi kalimat pertama penjelasan Pasal 33 UUD 1945, dapat dirumuskan perihal substansi ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya mencakup tiga hal sebagai berikut.
1. Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional. Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam proses pembentukan produksi nasional menempati kedudukan yang sangat penting dalam sistem ekonomi kerakyatan. Hal itu tidak hanya penting untuk menjamin pendayagunaan seluruh potensi sumberdaya nasional, tetapi juga penting sebagai dasar untuk memastikan keikutsertaan seluruh anggota masyarakat turut menikmati hasil produksi nasional tersebut. Hal ini sejalan dengan bunyi Pasal 27 UUD 1945 yang menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian.”
2. Partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut menikmati hasil produksi nasional. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan, harus ada jaminan bahwa setiap anggota masyarakat turut menikmati hasil produksi nasional, termasuk para fakir miskin dan anak-anak terlantar. Hal itu antara lain dipertegas oleh Pasal 34 UUD 1945 yang menyatakan, “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.” Dengan kata lain, dalam rangka ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, negara wajib menyelenggarakan sistem jaminan sosial bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar di Indonesia.
3. Kegiatan pembentukan produksi dan pembagian hasil produksi nasional itu harus berlangsung di bawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, anggota masyarakat tidak boleh hanya menjadi objek kegiatan ekonomi. Setiap anggota masyarakat harus diupayakan agar menjadi subjek kegiatan ekonomi. Dengan demikian, walau pun kegiatan pembentukan produksi nasional dapat dilakukan oleh para pemodal asing, tetapi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan itu harus tetap berada di bawah pimpinan dan pengawasan anggota-anggota masyarakat. Unsur ekonomi kerakyatan yang ketiga ini mendasari perlunya partisipasi seluruh anggota masyarakat dalam turut memiliki modal atau faktor-faktor produksi nasional. Modal dalam hal ini tidak hanya terbatas dalam bentuk modal material (material capital), tetapi mencakup pula modal intelektual (intelectual capital) dan modal institusional (institusional capital). Sebagai konsekuensi logis dari unsur ekonomi kerakyatan yang ketiga itu, negara wajib untuk secara terus menerus mengupayakan terjadinya peningkatkan kepemilikan ketiga jenis modal tersebut secara relatif merata di tengah-tengah masyarakat. Negara wajib menjalankan misi demokratisasi modal melalui berbagai upaya sebagai berikut:
4. Demokratisasi modal material; negara tidak hanya wajib mengakui dan melindungi hak kepemilikan setiap anggota masyarakat. Negara juga wajib memastikan bahwa semua anggota masyarakat turut memiliki modal material. Jika ada di antara anggota masyarakat yang sama sekali tidak memiliki modal material, dalam arti terlanjur terperosok menjadi fakir miskin atau anak-anak terlantar, maka negara wajib memelihara mereka.
5. Demokratisasi modal intelektual; negara wajib menyelenggarakan pendidikan nasional secara cuma-cuma. Artinya, dalam rangka ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi, penyelenggaraan pendidikan berkaitan secara langsung dengan tujuan pendirian negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan tidak boleh dikomersialkan. Negara memang tidak perlu melarang jika ada pihak swasta yang menyelenggarakan pendidikan, tetapi hal itu sama sekali tidak menghilangkan kewajiban negara untuk menanggung biaya pokok penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh anggota masyarakat yang membutuhkannya.
6. Demokratisasi modal institusional; tidak ada keraguan sedikit pun bahwa negara memang wajib melindungi kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat. Secara khusus hal itu diatur dalam Pasal 28 UUD 1945, “Kemerdekaan bersrikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang.” Kemerdekaan anggota masyarakat untuk berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat tersebut tentu tidak terbatas dalam bentuk serikat-serikat sosial dan politik, tetapi meliputi pula serikat-serikat ekonomi. Sebab itu, tidak ada sedikit pun alasan bagi negara untuk meniadakan hak anggota masyarakat untuk membentuk serikat-serikat ekonomi seperti serikat tani, serikat buruh, serikat nelayan, serikat usaha kecil-menengah, serikat kaum miskin kota dan berbagai bentuk serikat ekonomi lainnya, termasuk mendirikan koperasi.

Tujuan dan Sasaran Sistem Ekonomi Kerakyatan
Bertolak dari uraian tersebut, dapat ditegaskan bahwa tujuan utama penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia melalui peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian. Bila tujuan utama ekonomi kerakyatan itu dijabarkan lebih lanjut, maka sasaran pokok ekonomi kerakyatan dalam garis besarnya meliputi lima hal berikut:
1. Tersedianya peluang kerja dan penghidupan yang layak bagi seluruh anggota masyarakat.
2. Terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi anggota masyarakat yang membutuhkan, terutama fakir miskin dan anak-anak terlantar.
3. Terdistribusikannya kepemilikan modal material secara relatif merata di antara anggota masyarakat.
4. Terselenggaranya pendidikan nasional secara cuma-cuma bagi setiap anggota masyarakat.
5. Terjaminnya kemerdekaan setiap anggota masyarakat untuk mendirikan dan menjadi anggota serikat-serikat ekonomi.

Ekonomi`Kerakyatan`di`Indonesia


``````````Pada akhir tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa dalam empat hingga lima tahun ke depan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan mencapai 9 ribu triliun rupiah atau dua ribu triliun rupiah lebih tinggi daripada PDB tahun 2010. Lebih jauh dijelaskan oleh Menko Perekonomian bahwa pada tahun 2025 PDB Indonesia akan berada pada kisaran antara 3,7 hingga 4,7 triliun dolar AS dengan pendapatan per kapita antara 12 ribu hingga 16 ribu dolar AS yang setara dengan lebih kurang 8,5 juta hingga 11 juta rupiah per kapita per bulan. Capaian yang cukup spektakuler tersebut akan direalisasikan melalui penggunaan “sistem ekonomi terbuka” yakni: sistem ekonomi yang mengutamakan peran pasar meski peran pemerintah tetap besar” (Suryohadiprojo, 2011).
Jelas dari ungkapan presiden dan pembantunya di atas, tatanan ekonomi Indonesia, diakui atau tidak, tidak lain adalah—atau paling tidak, sebagaimana dikemukakan Suryohadiprojo (2011), lebih mengarah ke tatanan ekonomi neoliberasme yang didefinisikan oleh Martinez dan García (2001) sebagai “…. a modern politicoeconomic theory favoring free trade, privatization, minimal government intervention in business, reduced public expenditure on social services, etc.” Di dunia, lanjut mereka, neoliberalisme diterapkan oleh lembaga keuangan dunia yang sangat kuat yakni International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, dan the Inter-American Development Bank. Ciri lain dari ekonomi neoliberalisme adalah fokusnya yang kuat pada pertumbuhan ekonomi yang biasa direpresentasikan, antara lain, oleh produk domestik bruto (PDB).
Dampak langsung dari diterapkannya sistem ekonomi neoliberalisme adalah turunnya upah sebesar 40 hingga 50 persen dan meningkatnya biaya hidup hingga 80 persen pada tahun pertama pemberlakuan NAFTA (North America Free Trade Agreement) di Meksiko. Lebih dari 20 ribu unit usaha kecil dan menengah mengalami kepailitan dan tidak kurang dari seribu unit badan usaha milik pemerintah (semacam BUMN) diprivatisasi. Berdasarkan pada fenomena tersebut, ada pihak yang mengatakan bahwa neolibelisme di Amerika Latin tidak lain adalah neokolonialisme—bentuk penjajahan baru (Martinez dan Garcia, 2001).
Meskipun belum didukung oleh data empiris yang akurat, gejala seperti apa yang dialami Meksiko, yakni banyaknya unit usaha kecil dan menengah yang mengalami kepailitan dan adanya sejumlah unit badan usaha milik pemerintah yang diprivatisasi, di Indonesia sudah mulai menampakkan wajahnya. Kondisi tersebut ditambah dengan semakin melebarnya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam perekonomian serta tingginya tingkat kerusakan ekologi akibat eksploitasi besar-besaran, mengindikasikan bahwa sebenarnya tatanan perekonomian yang diterapkan di Indonesia adalah neoliberalisme (Baswir, 2009). Bahkan, lebih tegas ia mengemukakan bahwa setelah melaksanakan agenda ekonomi neoliberal secara masif dalam 10 tahun belakangan ini, cengkeraman neokolonialisme terhadap perekonomian Indonesia cenderung semakin dalam. Sebuah pernyataan yang sesuai dengan pendapat Martinez dan Gracia (2001) bahwa neoliberalisme—kali ini di Indonesia, bukan di Amerika Latin—tidak lain adalah neokolonialisme.
Dilihat dari definisi dan orientasinya, sistem ekonomi neoliberalisme jauh bersebarangan dengan sistem ekonomi kerakyatan. Tiga dari sejumlah perbedaan yang ada antara keduanya adalah bahwa neoliberalisme diarahkan untuk (i) mengatur dan menjaga bekerjanya mekanisme pasar sambil mencegah monopoli, (ii) mengembangkan sektor swasta dan melakukan privatisasi BUMN, dan (iii) memacu laju pertumbuhan ekonomi, termasuk dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi masuknya investasi (Baswir, 2009). Dengan demikian, perjuangan untuk membumikan sistem ekonomi kerakyatan masih panjang dan berat, meski masih menyimpan secercah harapan, dengan syarat, seperti dikemukakan Swasono (2002), bangsa ini tidak “menobatkan” pasar bebas sebagai “berhala baru” di mana semua pihak—dari mulai menteri ekonomi hingga presiden bahkan kabinet yang dibentuk presiden, harus bersahabat dengan pasar. Sebaliknya, pasarlah yang harus bersahabat dengan kita, rakyat Indonesia.
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dalam Tatanan Ekonomi Kerakyatan Indonesia dan Era Globalisasi
Konstituen utama sistem ekonomi kerakyatan adalah kelompok masyarakat yang termarjinalkan dalam sistem ekonomi kapitalis neoliberal. Mereka, secara garis besar, adalah kelompok tani, kelompok buruh, kelompok nelayan, kelompok pegawai negeri sipil golongan bawah, kelompok pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta kelompok miskin di perkotaan (Baswir, 2006). Sementara itu, koperasi jelas diungkapkan dalam penjelasan Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 merupakan bangun perusahaan yang sesuai untuk menjadi wadah perekonomian rakyat. Dengan demikian, koperasi dan usaha kecil dan menengah merupakan bagian integral dari sistem ekonomi kerakyatan. Dilihat dari jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja, usaha mikro, kecil, dan menengah menempati posisi penting dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut ditunjukkan oleh data yang mengindikasikan bahwa jumlah usaha kecil di Indonesia pada 2009 tercatat tidak kurang dari 52 juta orang (99,92%). Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha kecil tercatat lebih dari 93 juta orang (88,59%). Namun, kontribusi usaha kecil terhadap kegiatan ekspor masih relatif kecil, yaitu sebesar 5,38% (Kemenkop dan UKM, 2010). Perbandingan kinerja antara usaha mikro dan kecil, usaha menengah, dan usaha besar juga dapat dilihat dari nilai tambah yang dihasilkan untuk setiap sektor industrinya (Tabel 1).
Relatif masih kecilnya sumbangan UKM, termasuk di dalamnya IKM, pada PBD umumnya dan pada nilai ekspornya khususnya disebabkan oleh sejumlah kelemahan yang dimiliki sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja ini. Sebagaimana dilaporkan OECD (2002), kelemahan utama industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia mencakup aspek berikut: (i) orientasi pasar; (ii) kualitas sumberdaya manusia; (iii) penguasaan teknologi; (iv) akses pasar; dan (v) permodalan.
Soetrisno (2003) menyatakan bahwa koperasi merupakan salah satu pilihan bentuk organisasi ekonomi dalam menghadapi era globalisasi. Alasannya adalah karena koperasi sejak kelahirannya disadari sebagai suatu upaya untuk menolong diri sendiri secara bersama-sama yang didasari oleh prinsip “self help and cooperation.” Sejalan dengan pernyataan di atas, koperasi dipandang memilik peranan strategis dalam perekonomian Indonesia, antara lain, karena tiga bentuk eksistensi koperasi (Krisnamurthi, 2002). Ketiga bentuk eksistensi dimaksud, menurut Krisnamurthi (2002) menyitasi PSP-IPB (199), adalah: (i) koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat; (ii) koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain; dan (iii) koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya.
Tentang pentingnya peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia, lebih jauh Hariyono (2003) menegaskan bahwa koperasi di Indonesia, yang pendiriannya dilandaskan pada Pancasila dan UUD 1945, merupakan lembaga kehidupan rakyat Indonesia untuk menjamin hak hidupnya yakni memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sehingga mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang sepenuhnya merupakan hak setiap warga negara.
Dapat disimpulkan bahwa koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan bentuk pengejawantahan ekonomi kerakyatan—sistem perekonomian yang lebih mementingkat kesejahteraan dan kemakmuran orang banyak bukan orangper orang. Kedue bentuk organisasi ekonomi ini, selain merupakan konstituen system ekonomi kerakyatan, juga merupakan bentuk organisasi ekonomi yang cocok bagi karakteristik bangsa Indonesia yang, menurut Hariyono (2003), lebih bersifat “homo societas” daripada “homo economicus” yakni lebih mengutamakan hubungan antarmanusia daripada kepentingan ekonomi atau materi.
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: Beberapa Kelemahan dan Hambatan
Baik koperasi maupun usaha mikro, kecil, dan menengah, dilihat dari definisi dan ruang lingkup serta karakteristik anggotanya yakni kecil ruang lingkup usahanya dan anggotanya adalah (umumnya) rakyat kecil dengan modal terbatas dan kemampuan manajerial yang juga terbatas, memiliki sejumlah hambatan dalam upaya memainkan perannya dalam “kancah” perekonomian nasional.
Kelemahan yang dimiliki oleh usaha mikro, kecil, dan menengah, erat kaitannya dengan karakteristik yang dimilikinya. Menurut Afiah (2009), usaha mikro, kecil, dan menengah secara umum memiliki karakteristik berikut: (i) manajemen berdiri sendiri, dengan perkataan lain, tidak ada pemisahan yang tegas antara pemilik dan pengelola perusahaan; (ii) pemilik biasanya juga berperan sebagai pengelola; (iii) modal umumnya disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik modal; (iv) daerah operasinya umumnya lokal, walaupun adanya sejumlah kecil UMKM yang memiliki orientasi lebih luas bahkan beroreintasi ekspor; (v) ukuran perusahaan (firm size), baik dari segi total aset, jumlah karyawan maupun sarana prasarana relatif kecil. Seiring dengan karakteristiknya yang spesifik tersebut, usaha mikro, kecil, dan menengah memiliki beberapa kelemahan (weaknesses).
Kelemahan dimaksud, menurut Afiah (2009) dan Kuncoro (2000) adalah: (i) kekurangmampuan dalam menangkap peluang pasar yang ada dan dalam memperluas pangsa pasar; (ii) kekurangmampuan dan keterbatasan dalam mengakses sumber dana (modal) dan kelemahan dalam struktur permodalan; (iii) rendahnya kemampuan dalam bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia; (iv) keterbatasan jaringan usaha kerjasama antarpelaku usaha mikro, kecil, dan menengah; (v) berkaitan dengan kelamahan butir (v) adalah terciptanya iklim usaha yang kurang kondusif, karena cenderung berkembang kea rah persaingan yang saling mematikan; (vi) program pembinaan yang dilakukan masih kurang terpadu; dan (vii) kurangnya kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah.
Baik Afiah (2009) maupun Kuncoro (2000) bersepakat bahwa kelemahan-kelemahan yang bersifat struktural di atas dapat diatasi dan akan menjadi sumber kekuatan, jika diadakan perbaikan-perbaikan dalam struktur organisasi. Mendukung pendapat kedua peneliti tersebut, Dipta (2007) dan Kumorotomo (2008) menyatakan bahwa pemerintah menyadari bahwa upaya pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing serta menciptakan embangunan yang merata dan adil. Lebih jauh Kumorotomo (2008) menjelaskan bahwa langkah pertama dalam upaya mengonversikan kelemahan menjadi kekuatan adalah dengan mengubah asumsi yang memandang koperasi dan UMKM sebagai lembaga usaha yang berskala terlalu kecil untuk diperhatikan, lemah, terbelakang, dan, dengan sendirinya, patut dikasihani. Oleh karena itu, menurut Dipta (2008), program-program pemberdayaan tidak dikemas seperti program charity, yang menganggap bahwa anggaran yang dikeluarkan semata-mata merupakan alokasi dana sosial tanpa upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kedewasaan berpikir para pelaku usaha tersebut.
Tidak berbeda dengan usaha mikro, kecil, dan menengah, koperasi juga memiliki sejumlah kelemahan. Tiga di antaranya yang paling menonjol, menurut Partomo (2004), adalah: (i) modal anggota yang relatif sedikit dan lemah dalam pengelolaannya; (ii) kualitas sumberdaya manusia yang mengelola koperasi yang relatif rendah (kemampuan manajemen yang masih rendah); (iii) kurang terjalinnya kerjasama, baik antar-pengurus, antar-anggota, antara pengurus dan Pengawas maupun antara pengurus dan anggota; dan (iv) proses pengambilan putusan yang bersifat demokratis cenderung menghasilkan putusan yang kurang efisien. Berkaitan dengan keempat kelemahan koperasi di atas, Widiyanto (1996), sebagaimana disitasi oleh Tambunan (2008), menemukan bahwa pada umumnya koperasi di Indonesia tidak memiliki daya saing dan dilihat dari posisi bisnisnya sebagian besar koperasi berada pada posisi “bertahan” dan cenderung ke arah “lemah.” Secara lebih lengkap karakteristik koperasi di Indonesia disajikan dalam tabel berikut.

Beberapa`Alternatif`Langkah`ke`Depan


```````````Bertolak dari sejumlah kelemahan yang dimiliki baik oleh koperasi maupun usaha mikro, kecil, dan menengah, sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, sejumlah alternatif langkah dapat ditawarkan untuk mengatasinya. Secara garis besar, langkah yang perlu diambil untuk lebih memberdayakan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, menurut Suarja (2007) adalah: (i) revitalisasi peran koperasi dan perkuatan posisi usaha mikro, kecil, dan menengah dalam system perkonomian nasional; (ii) memperbaiki akses koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap permodalan, teknologi, informasi, dan pasar serta memperbaiki iklim usaha; (iii) mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan; dan (iv) mengembangkan potensi sumberdaya lokal. Secara lebih teknis, Dipta (2007) menawarkan pendekatan 3C, yakni competition (persaingan—dalam bentuk system informasi terbuka, sistem legal, model bisnis yang dinamis, dan penguatan kapasitas pengurus/manajer), cooperation (kerjasama—dalam bentuk kerjasama selektif, pendidikan dalam penyusunan/perubahan model bisnis, dan kemitraan dengan public dan perguruan tinggi), dan concentration (konsentrasi—dalam bentuk spesialisasi produk, penentuan target produk).
Kedua pendekatan di atas lebih bersifat institusional atau kelembagaan—dalam hal lembaga pemerintah yang bertanggungjawab atas perkembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah. Dari sisi praktis, langkah yang perlu diambil dalam upaya memberdayakan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, harus didasarkan pada kelemahan yang ada. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan hal yang pokok baik pada koperasi maupun maupun usaha mikro, kecil, dan menengah. Program pelatihan dan pendampingan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah yang bersifat terpadu dan berkesinambungan merupakan salah satu pilihan terbaik. Namun, perlu ditekankan di sini bahwa aspek kemandirian harus lebih diutamakan. Artinya, inisiatif pengadaan atau pelaksanaan program pelatihan dan pendampingan harus berasal dari pihak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau dari pihak pengurus dan anggota koperasi.
Langkah yang dapat dilakukan atau disumbangkan oleh pihak perguruan tinggi untuk pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah bertolak dari fungsi dan tugasnya yang tercakup dalam tri darma perguruan tinggi: pendidikan; penelitian; dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui ketiga kegiatan tersebut perguruan tinggi dapat melakukan banyak hal, baik berupa pendidikan (pelatihan dan pendampingan), penelitian (dalam upaya menganalisis pelbagai aspek tentang koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah) maupun program pengabdian kepada masyarakat, yang fokus utamanya adalah koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah dengan beragam aspek yang berkaitan dengannya. Dengan pendekatan yang sistematis semua upaya yang dilakukan akan lebih efektif, efisien, dan berkesinambungan.

Ekonomi Kerakyatan VS Neoliberalisme
Ekonomi kerakyatan sangat berbeda dari neoliberalisme. Neoliberalisme, sebagaimana dikemas oleh ordoliberalisme, adalah sebuah sistem perekonomian yang dibangun di atas tiga prinsip sebagai berikut: (1) tujuan utama ekonomi neoliberal adalah pengembangan kebebasan individu untuk bersaing secara bebas-sempurna di pasar; (2) kepemilikan pribadi terhadap faktor-faktor produksi diakui; dan (3) pembentukan harga pasar bukanlah sesuatu yang alami, melainkan hasil dari penertiban pasar yang dilakukan oleh negara melalui penerbitan undang-undang (Giersch, 1961).
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut maka peranan negara dalam neoliberalisme dibatasi hanya sebagai pengatur dan penjaga bekerjanya mekanisme pasar. Dalam perkembangannya, sebagaimana dikemas dalam paket Konsensus Washington, peran negara dalam neoliberalisme ditekankan untuk melakukan empat hal sebagai berikut: (1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk penghapusan subsidi; (2) liberalisasi sektor keuangan; (3) liberalisasi perdagangan; dan (4) pelaksanaan privatisasi BUMN (Stiglitz, 2002).
Sedangkan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 33 UUD 1945, adalah sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Tiga prinsip dasar ekonomi kerakyatan adalah sebagai berikut: (1) perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan; (2) cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; dan (3) bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan ketiga prinsip tersebut dapat disaksikan betapa sangat besarnya peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaimana dilengkapi oleh Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, peran negara dalam sistem ekonomi kerakyatan antara lain meliputi lima hal sebagai berikut: (1) mengembangkan koperasi (2) mengembangkan BUMN; (3) memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung didalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (4) memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak; (5) memelihara fakir miskin dan anak terlantar.
Mencermati perbedaan mencolok antara ekonomi kerakyatan dengan neoliberalisme tersebut, tidak terlalu berlebihan bila disimpulkan bahwa ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah antitesis dari neoliberalisme. Sebab itu, sebagai saudara kandung neoliberalisme, ekonomi negara kesejahteraan (keynesianisme), juga tidak dapat disamakan dengan ekonomi kerakyatan. Keynesianisme memang menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penciptaan kesempatan kerja penuh, namun demikian ia tetap dibangun berdasarkan prinsip persaingan bebas dan pemilikan alat-alat produksi secara pribadi (selengkapnya lihat tabel). Perlu saya tambahkan, ekonomi kerakyatan tidak dapat pula disamakan dengan ekonomi pasar sosial. Sebagaimana dikemukakan Giersch (1961), ekonomi pasar sosial adalah salah satu varian awal dari neoliberalisme yang digagas oleh Alfred Muller-Armack.

Subversi Neokolonialisme


Pertanyaannya, bagaimanakah situasi perekonomian Indonesia saat ini? Artinya, sebagai amanat konstitusi, sejauh manakah ekonomi kerakyatan telah dilaksanakan di Indonesia. Sebaliknya, benarkah perekonomian Indonesia lebih didominasi oleh pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal sebagaimana banyak diperbincangkan belakangan ini?
Dua hal berikut perlu mendapat perhatian dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, sebagai sebuah negara yang mengalami penjajahan selama 3,5 abad, perekonomian Indonesia tidak dapat mengingkari kenyataan terbangunnya struktur perekonomian yang bercorak kolonial di Indonesia. Sebab itu, ekonomi kerakyatan pertama-tama harus dipahami sebagai upaya sistematis untuk mengoreksi struktur perekonomian yang bercorak kolonial tersebut. Kedua, liberalisasi bukan hal baru bagi Indonesia, tetapi telah berlangsung sejak era kolonial.
Berangkat dari kedua catatan tersebut, secara singkat dapat saya kemukakan bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk melaksanakan ekonomi kerakyatan bukanlah perjuangan yang mudah. Kendala terbesar justru datang dari pihak kolonial. Sejak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pihak kolonial hampir terus menerus mensubversi upaya bangsa Indonesia untuk melaksanakan ekonomi kerakyatan.
Secara ringkas, subversi-subversi yang dilakukan oleh pihak kolonial untuk mencegah terselenggaranya ekonomi kerakyatan itu adalah sebagai berikut.
Pertama, terjadinya agresi I dan II pada 1947 dan 1948. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah berdirinya NKRI yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Kedua, dipaksanya bangsa Indonesia untuk memenuhi tiga syarat ekonomi guna memperoleh pengakuan kedaulatan dalam forum Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. Ketiga syarat ekonomi itu adalah: (1) bersedia menerima warisan utang Hindia Belanda sebesar 4,3 milliar gulden; (2) bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF); dan (3) bersedia mempertahankan keberadaan perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia.
Ketiga, dilakukannya berbagai tindakan adu domba menyusul dilakukannya tindakan pembatalan KMB secara sepihak oleh pemerintah Indonesia pada 1956. Tindakan-tindakan itu antara lain terungkap pada meletusnya peristiwa PRRI/Permesta pada 1958.
Keempat, diselundupkannya sejumlah sarjana dan mahasiswa ekonomi Indonesia ke AS untuk mempelajari ilmu ekonomi yang bercorak liberal-kapitalistis sejak 1957. Para ekonom yang kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley ini sengaja dipersiapkan untuk mengambil alih kendali pengelolaan perekonomian Indonesia pasca penggulingan Soekarno pada 1966.
Kelima, dilakukannya sandiwara politik yang dikenal sebagai proses kudeta merangkak terhadap Soekarno pada 30 September 1965, yaitu pasca terbitnya UU No. 16/1965 pada Agustus 1965, yang menolak segala bentuk keterlibatan modal asing di Indonesia.
Keenam, dipaksanya Soekarno untuk menandatangani empat UU sebelum ia secara resmi dilengserkan dari kekuasaanya. Keempat UU itu adalah: (1) UU No. 7/1966 tentang penyelesaian masalah utang-piutang antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda; (2) UU No. 8/1966 tentang pendaftaran Indonesia sebagai anggota ADB; (3) UU No. 9/1966 tentang pendaftaran kembali Indonesia sebagai anggota IMF dan Bank Dunia; dan (4) UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA).
Ketujuh, dibangunnya sebuah pemerintahan kontra-revolusioner di Indonesia sejak 1967. Melalui pemerintahan yang dipimpin oleh Soeharto ini, para ekonom “Mafia Berkeley” yang sejak jauh-jauh hari telah dipersiapkan oleh AS, secara sistematis berusaha membelokkan orientasi penyelenggaraan perekonomian Indonesia dari ekonomi kerakyatan menuju ekonomi pasar neoliberal. Tindakan pembelokan orientasi tersebut didukung sepenuhnya oleh IMF, Bank Dunia, USAID, dan ADB dengan cara mengucurkan utang luar negeri.
Kedelapan, dilakukannya proses liberalisasi besar-besaran sejak 1983, yaitu melalui serangkaian kebijakan yang dikemas dalam paket deregulasi dan debirokratisasi.
Kesembilan, dipaksannya Soeharto untuk menandatangani pelaksanaan agenda-agenda ekonomi neoliberal secara terinci melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan IMF pada 1998, yaitu sebelum ia secara resmi dipaksa untuk mengakhiri kekuasannya melalui sebuah gerakan politik yang dikenal sebagai gerakan reformasi. Perlu diketahui, dalam sejarah perekonomian Inggris, gerakan reformasi serupa dimotori antara lain oleh David Hume, Adam Smith, David Ricardo, Thomas R. Malthus, dan John S. Mill (Giersch,1961).
Kesepuluh, dilakukannya amandemen terhadap Pasal 33 UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusional sistem ekonomi kerakyatan pada 2002. Melalui perdebatan yang cukup sengit, ayat 1, 2, dan 3, berhasil dipertahankan. Tetapi kalimat penting yang terdapat dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, yang berbunyi, “Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi,” turut menguap bersama hilangnya penjelasan pasal tersebut.
Menyimak kesepuluh tindakan subversi itu, mudah dipahami bila dalam 64 tahun setelah proklamasi, sistem ekonomi kerakyatan tidak pernah berhasil diselenggaran di Indonesia. Perjalanan perekonomian Indonesia selama 64 tahun ini justru lebih tepat disebut sebagai sebuah proses transisi dari kolonialisme menuju neokolonialisme. Proses transisi itulah antara lain yang menjelaskan semakin terperosok perekonomian Indonesia ke dalam penyelenggaraan agenda-agenda ekonomi neoliberal dalam beberapa waktu belakangan ini. Bahkan, utang dalam dan luar negeri pemerintah yang pada akhir pemerintahan Soeharto berjumlah US$54 milyar, belakangan membengkak menjadi US$165 milyar.
Perlu diketahui, penyelenggaraan agenda-agenda ekonomi neoliberal itu antara lain tertangkap tangan melalui pembatalan seluruh atau beberapa pasal yang terdapat dalam tiga produk perundang-undangan, yang terbukti melanggar konstitusi, sebagai berikut: (1) UU No. 20/2002 tentang Kelistrikan; (2) UU No. 22/2001tentang Minyak Bumi dan Gas Alam (Migas); dan (3) UU No. 25/2007 tentang Penanaman Modal.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Menyimak berbagai kenyataan tersebut, dapat disaksikan betapa sangat beratnya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesai dalam melaksanakan amanat konstitusi untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Bahkan, jika dibandingkan dengan era kolonial, tantangan yang ada saat ini justru jauh lebih berat. Pertama, pihak kolonial sebagai musuh utama ekonomi kerakyatan tidak hadir secara kasat mata. Kedua, berlangsungnya praktik pembodohan publik secara masif melalui praktik penggelapan sejarah sejak 1966/1967. Ketiga, terlembaganya sistem “cuci otak” yang bercorak neoliberal dan anti ekonomi kerakyatan pada hampir semua jenjang pendidikan di Indonesia. Keempat, setelah mengalami proses pembelokan orientasi pada 1966/1967, keberadaan struktur perekonomian yang bercorak kolonial di Indonesia cenderung semakin mapan. Kelima, setelah melaksanakan agenda ekonomi neoliberal secara masif dalam 10 tahun belakangan ini, cengkeraman neokolonialisme terhadap perekonomian Indonesia cenderung semakin dalam.
Walaupun demikian, tidak berarti sama sekali tidak ada harapan. Harapan untuk kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan tersebut setidak-tidaknya dapat disimak dalam lima hal sebagai berikut. Pertama, mencuatnya perlawanan terhadap hegemoni AS dari beberapa negara di Amerika Latin dan Asia dalam satu dekade belakangan ini. Yang menonjol diantaranya adalah Venezuela dan Bolivia di Amerika Latin, serta Iran di Asia. Kedua, mulai terlihatnya gejala pergeseran dalam peta geopolotik dunia, yaitu dari yang bercorak unipolar menuju tripolar, sejak munculnya Uni Eropa dan kebangkitan ekonomi Cina. Ketiga, berlangsungnya krisis kapitalisme internasional yang dipicu oleh krisis kapitalisme AS sejak 2007 lalu. Keempat, meningkatnya kerusakan ekologi di Indonesia pasca dilakukannya eksploitasi ugal-ugalan dalam rangka neokolonialisme dan neoliberalisme dalam 40 tahun belakangan ini. Dan kelima, meningkatnya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam perekonomian Indonesia.
Pertanyaannya adalah, tindakan jangka pendek, jangka menengah , dan jangka panjang apa sajakah yang perlu dilakukan untuk memastikan berlangsunya suatu proses kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan dimasa datang? Untuk memperoleh jawaban yang akurat, terutama untuk jangka menengah dan jangka panjang, tentu diperlukan suatu pengkajian dan diskusi yang cukup luas. Tetapi untuk jangka pendek, terutama bila dikaitkan dengan akan segera berlangsungnya proses pemilihan presiden pada Juli mendatang, jawabannya mungkin bisa dirumuskan secara lebih sederhana. Dengan mengatakan hal itu tidak berarti bahwa perjuangan untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan sangat tergantung pada siklus lima tahun pergantian kepemimpinan nasional. Ada atau tidak ada pergantian kepemimpinan nasional, perjuangan untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan harus tetap berlanjut. Namun demikian, siklus pergantian kepemimpinan nasional harus dimanfaatkan secara optimal sebagai momentum strategis untuk mempercepat proses kebangkitan kembali tersebut.
Singkat kata, dalam rangka mempercepat kebangkitan kembali ekonomi kerakyatan, adalah kewajiban setiap patriot ekonomi kerakyatan untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih bukanlah pasangan calon pemimpin yang secara jelas mengimani dan mengamalkan neoliberalisme. Dukungan yang lebih besar harus diberikan kepada pasangan calon pemimpin yang secara jelas dan tegas mengungkapkan komitmen mereka untuk menyelenggarakan sistem ekonomi kerakyatan di Indonesia.

Ekonomi Kerakyatan Sebagai Tonggak Kebangkitan Perekonomian Indonesia
Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi nasional yang berkeadilan sosial adalah berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Untuk mencapai pembangunan yang berkeadilan sosial mencakup perlu adanya penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan sistem dan kebijakan ekonomi, adanya pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multikultural dan adanya pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Salah satu cermin dari sistem ekonomi kerakyatan adalah Koperasi. Koperasi mengutamakan kesejahteraan bagi anggotanya, hanya saja saat ini eksistensi Koperasi itu sendiri telah meredup seiring dengan perkembangan di era Pasar berbas saat ini. Seperti yang kita ketahui bahwa Pakar-pakar ekonomi Indonesia yang memperoleh pendidikan ilmu ekonomi “Mazhab Amerika”, pulang ke negerinya dengan penguasaan peralatan teori ekonomi yang abstrak, dan serta merta merumuskan dan menerapkan kebijakan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan, yang menurut mereka juga akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Keangkuhan dari pakar-pakar ekonomi dan komitmen mereka pada kebijakan ekonomi gaya Amerika merupakan kemewahan yang tak lagi dapat ditoleransi Indonesia. Praktek-praktek perilaku yang diajarkan paham ekonomi yang demikian, dan upaya mempertahankannya berdasarkan pemahaman yang tidak lengkap dari perekonomian, hukum, dan sejarah bangsa Amerika, mengakibatkan terjadinya praktek-praktek yang keliru secara intelektual yang harus dibayar mahal oleh Indonesia.

Pola pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan sudah harus dibuang, bagaimana tidak? jika terbukti menyengsarakan rakyat dan menimbulkan ekses ketidakadilan. Sekarang kita harus beralih pada strategi pembangunan yang dapat dinikmati seluruh rakyat secara adil dan merata. Strategi yang berbasis pemerataan yang diikuti pertumbuhan lebih menjamin keberlanjutan pembangunan, dimana dalam strategi tersebut sangat dibutuhkan adanya keberpihakan pada rakyat artinya pembangunan harus ditujukan langsung kepada yang memerlukan dan program yang dirancang harus menyentuh masyarakat serta mengatasi masalah serta sesuai kebutuhan rakyat, harus mengikutsertakan dan dilaksanakan sendiri oleh rakyat sehingga bukan lagi kebijaksanaan pembangunan ekonomi dari atas ke bawah ( top dowm) seperti pada masa Orba malainkan pembangunan alternatif yang bersifat dari bawah ke atas (buttom up), menciptakan sistem kemitraan yang saling menguntungkan, menghindari kegiatan eksploitasi keberadaan usaha kecil menengah dan koperasi untuk kepentingan pengusaha besar. Hal ini perlu ditegaskan karena kemenangan dalam pergulatan perdagangan pasar bebas tidak akan tercapai tanpa adanya rasa kebersamaan dan kesatuan di kalangan dunia usaha.
Selain itu ekonomi kerakyatan akan menciptakan lingkungan dunia usaha yang bersahabat, ketidak adilan akan terhapus dari benak rakyat, karena kebutuhan pokok mereka tercukupi, kelompok masyarakat yang secara massal mempunyai daya beli tinggi, ekonomi rakyat membaik, maka potensi pasar produk-produk industri besar, menengah dan kecil pun meningkat. Dengan demikian roda perekonomian pun akan bergulir ke arah normal. Proses industrialisasi sebaiknya dimulai dari daerah pedesaan berdasarkan potensi unggulan daerah masing-masing dengan orientasi pasar dan ini sejalan dengan era otonomi daerah yang merupakan realitas mayoritas penduduk Indonesia dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi setempat. Berkembangnya kegiatan sosial ekonomi pedesaan akan membuat desa berkembang menjadi jaringan unggulan perekonomian bangsa yang didukung infra struktur dan fasilitas lainnya seperti pusat-pusat transaksi (pasar) yang terjalin erat dengan kota-kota atau pintu gerbang pasar internasional. Jalinan ekonomi desa dan kota ini harus dijaga secara lestari dan dalam proses ini harus dihindari penggusuran ekonomi rakyat dengan perluasan industri berskala besar yang mengambil lahan subur, merusak lingkungan, menguras sumber daya dan mendatangkan tenaga kerja dari luar.
Dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan harus benar-benar fokus pada penciptaan kelas pedagang / wirausaha kecil dan menengah yang kuat dan tangguh. Untuk merealisaskannya, pemerintah seharusnya mengalokasikan anggaran yang lebih besar dan memadai bagi pengembangan usaha kecil dan menengah ini. Inilah peran yang harus dimainkan pemerintah dalam megentaskan rakyat dari kemiskinan menghadapi krisis ekonomi. Adanya kemauan politik pemerintah untuk membangkitkan kembali ekonomi kerakyatan merupakan modal utama bagi bangsa untuk bangkit kembali menata perekonomian bangsa yang sedang terpuruk ini. Dalam pelaksnaannya pemerintahan harus diisi oleh orang-orang yang memiliki komitmen kerakyatan yang kuat karena mereka akan berjuang mengangkat kembali kehidupan rakyat yang miskin menuju sejahteraan karena kesalahan dalam memilih orang pada posisi-posisi penting ekonomi akan memperpanjang daftar penderitaan rakyat, jika mereka tidak memiliki simpati yang ditingkatkan menjadi empati terhadap denyut nadi kehidupan rakyat dengan menyederhanakan birokrasi dalam berbagai perizinan, menghapus berbagai pungutan dan retribusi yang mengakibatkan biaya ekonomi tinggi, menciptakan rasa aman dan sebagainya yang akan menghasilkan suasana kondusif bagi dunia usaha untuk meningkatkan kinerjanya.
Disisi lain rakyat sendiri harus mampu mengubah mentalnya dari keinginan menjadi pegawai menjadi mental usahawan yang mandiri, untuk itu peningkatan sumberdaya manusia melalui berbagai pendidikan dan pelatihan menjadi penting karena dalam meningkatkan ekonomi rakyat diperlukan adanya mental wiraswasta yang tangguh dan mampu bersaing dalam dunia bisnis di era pasar bebas. Sehingga rakyat harus bisa menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja. Makin besar dan berkembang usaha mereka akan makin banyak tenaga kerja tersalurkan. Ini tentu menjadi sumbangan yang tidak kecil bagi penciptaan lapangan kerja baru dan pengurangan jumlah pengangguran.
Mari kita bersama-sama untuk menghidupkan kembali ekonomi kerakyatan yang mnjadi tonggak kebangkitan perekonomian bangsa kita ditengah-tengah arus pasar bebas saat ini dengan semangat berwirausaha, jangan hanya bisa bergantung sepenuhnya pada pemerintah tetapi bagaimana kita belajar untuk menjadi masyarakat yang mandiri demi keberlangsungan kita bersama.

BAB III
Penutup


````````````````Koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan bentuk organisasi ekonomi yang selaras dengan sistem ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi. Melalui pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan—perumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan—di mana kesenjangan antara “si kaya” dan “si miskin” semakin sempit, akan dapat diwujudkan. Upaya ke arah yang—saya yakini—dicita-citakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak atau semua pemangku kepentingan (stakeholders) yakni rakyat di segala lapisan dan pemerintah. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia pelaku usaha dan pengelola/pengurus serta anggota koperasi dalam arti luas merupakan kunci dari semua upaya pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah. Dengan demikian, produk domestik
bruto (PDB) per kapita yang tinggi dan indeks pembangunan manusia (IPM) yang juga tinggi dibarengi dengan kecilnya kesenjangan antara “si kaya” dan “si miskin” atau pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan sosial pada saatnya akan terwujud

Daftar`Pustaka


http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul59.htm
http://ayudyafitriamazdaliafa.blogspot.com/2011/09/ekonomi-kerakyatan-sebagai-tonggak.html
http://succesary.wordpress.com/2008/12/10/sistem-ekonomi-kerakyatan/
http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sanafri.htm