Sabtu, 18 Desember 2010

19 tahun

Aku Tara, malam itu aku sedang mengerjakan tugas kuliah sambil mendengarkan mp3 di kamar. Tiba-tiba Hp yang ku taru di samping berdering, ku lihat ternyata ku tak mengenal nomer yang menelepon aku saat itu. Aku angkat dan aku menanyakan siapa dia. Ternyata orang yang menelepon aku bernama Ari, dia adalah teman dekatnya sahabat aku di kampus bernama Ica, saat itu Ari berkenalan dengan aku melalui telepon. Aku yang sedang mengerjakan tugas akhirnya ku hentikan sejenak karena dia menelepon aku. Di situ, ari memperkenalkan dirinya, dan sebaliknya pun aku. Aku cukup welcome kesan pertama berkenalan dengan dia walau hanya di telepon dan belum tahu dia yang sebenarnya seperti apa. Dua jam nggak terasa telah berlalu aku berbincang-bincang dengan dia,tapi saat sedang asyik berbincang-bincang di telepon Hp ku mati dan akhirnya pembicaraan pun selesai.

Saat itu, aku mengenal Ari hanya sebatas teman baru, tidak untuk memikirkan hal yang lebih lanjut, memang aku di ceritakan oleh Ica sahabat Ari dia jomblo baru putus dengan pacarnya. Tapi aku juga nggak mau langsung ingin lebih lanjut tau tentang dia, aku hanya butuh teman biasa bukan untuk pacar. Karena aku juga baru dua hari yang lalu putus dengan pacar aku yang bernama Thomy.

Dua hari itu aku maupun Ari tak saling menghubungi, karena selain aku sibuk dengan kuliah dan sibuk dengan pekerjaan ku di kantor dia pun sama. Tapi, aku tak memperdulikannya. Malam pun tiba, hp ku yang seharian itu sepi tak ada satu pun yang menghubungi, tiba-tiba berdering setelah ku lihat ternyata Ari yang menelepon ku. Ku angkat dan ku berbincang-bincang, saat Ari menelepon aku, dia masih berada di kantor tempat dia bekerja. Aku pun di kamar sedang bermain Laptop sambil ngobrol di telepon dengan dia. Hampir satu setengah jam aku bicara di telepon dan di akhir pembicaraan dia berpamitan karena ingin pulang dari kantornya.

Setelah selesai aku bicara di telepon dengan Ari, entah kenapa selain aku welcome dengan dia. Aku ngerasa beda mengenal sesosok Ari, mulai dia berkenalan dengan ku, berbicara dengan ku, aku menilai dia beda dari kebanyakan cowok yang pernah aku kenal walaupun aku belum tahu siapa dirinya, apalagi baru kenal jarang banget ada yang seberani seperti Ari saat ini. Tapi perasaan beda yang aku rasa,aku menilai karena aku kagum dan senang bisa kenal dengan dia, tidak untuk punya perasaan lebih untuk saat itu.

Dua minggu ternyata aku berkenalan dengan Ari, tapi aku belum tahu sesungguhnya dia seperti apa. Hari itu malam sabtu entah kenapa dia seperti mempunyai perhatian lebih kepada ku. Padahal aku dan Ari belum pernah bertemu, jujur aku seneng bisa kenal dengan dia tapi aku juga takut kalau dia ingin lebih lanjut dengan ku, aku takut dia mengecewakan aku seperti pacarku yang baru aku putus beberapa hari yang lalu.

Hari senin, hari itu aku masuk kampus, sesampai di kampus aku meminta izin untuk masuk kekelas karena terlambat. Setelah di izinkan aku langsung duduk di samping Ica, selama pelajaran Ica tersenyum dengan ku dan menanyakan kelanjutan aku dengan Ari, tapi aku tak jawab hanya membalas senyuman Ica. Jam menunjukan pukul 13.00 dosen yang sedang menerangkan matakuliah manajemen mengakhirinya. Setelah dosen keluar dari kelas, ica langsung menanyakan kembali pertanyaan yang tadi iya tanyakan.
”Ra.. gimana sama Ari??” ucap Ica.
“maksud lo Ca?” jawab aku heran.
“iya maksud gua gimana menurut lo, dia baru putus lho tar sama pacarnya, orangnya soleh, dan dia juga mau punya pacar yang memakai jilbab. Yaudah akhirnya gua kenalin aja sama lo, toh lo juga baru putus sama Thomy kan?”.
“ iya cii ca, gua baru putus sama Thomy, tapi apa iya gua harus langsung tahap lebih lanjut sama Ari?kan gua juga belum tau dia kaya apa?” jawab aku .
“iya ra maksud gua, ya lo ketemu dulu. Gua jamin lo kalau sampai pacaran sama dia nggak bakalan nyesel soalnya gua tau banget dia dari SMP”.
“iya..iyaa,,, yaudah sekarang jalanin aja dulu gua nggak mau buru-buru takut salah langkah lagi. Cuma gua pingin lo jelasin sama dia, kalau gua itu baru putus dan kalau emang dia mau serius ngejalanin sama gua atau hanya ingin berteman bilang dari awal dan jangan pernah kasih harapan dengan bentuk perhatian yang berlebihan,ok Ca?”
“siip deeh Tara.”

Selesai pembicaraan aku dengan Ica, Hp ku berdering ternyata Ari yang menelepon aku.
“ Haloo rii..”
“iya raa. Lagi apa raa?”
“lagi di kelas nii, lagi apa juga?”
“ari lagi istirahat di kantor ni, tara udah solat?”
“belum. Nii tara mau solat, tara solat dulu yaa.”


Singkat cerita

Malam itu aku baru pulang kuliah pukul 19.00 Ari ingin sekali bertemu dengan ku, aku melihat jam sudah menunjukan pukul 19.00 aku langsung menuju parkiran kendaraan yang aku bawa. Selama di perjalanan aku menguhubungi Ari begitu sulit, karena sinyal di Hp ku nggak ada. Di Tengah perjalanan ari menghubungi ku, bahwa dia sudah sampai di tempat yang di kasih tau kepada ku. 15menit kemudian aku sampai di tempat itu, tapi aku tak melihat seseorang yang sedang menunggu. Tapi, aku tetap menunggu. Dan nggak lama ari mendekati aku.
“taraa…”Aku tersenyum saat ari menyapa ku.
“iy. Ari yaa?”
“iya raa..”

Setelah bertemu di tempat itu, aku memutuskan untuk menuju rumah karena ari juga ingin tahu rumah ku dimana. Sesampai di rumah aku langsung memperkenalkan dia dengan keluarga ku yang sedang duduk di teras rumah.

Keesokan hari

Pagi itu, aku terbangun hanya tersenyum sambil membaca sms dari ari. Entah kenapa di saat aku sudah bertemu dengan ari seperti aku punya feel sama dia, tapi aku nggak boleh terburu-buru. Karena aku baru putus jadi aku nggak boleh terlena akan perhatian darinya.

Hari demi hari aku jalani komunikasi dengan dia, perhatian dari ari pun semakin hari semakin kelihatan sekali. Jujur di saat itu, aku bingung apakah aku menyukai ari?
Tapi nggak mungkin.

Bulan Oktober

Nggak kerasa udah memasuki bulan oktober, berarti tinggal menghitung hari umur ku genap 19 tahun. Aku selalu memanjatkan doa supaya tepat di umurku yang ke 19 tahun aku di beri kegembiraan dan bisa merayakan dengan orang yang aku sayang, tapi aku berfikir kembali siapa orang itu??? Apa ari?? Tapi nggak mungkin toh aku nggak mau salah langkah lagi, walaupun Ica selalu bercerita tentang ari kepada ku.

Tiga hari sebelum 19 tahun

Hari-hari ku kini bahagia walau ari belum jadi pacar ku, mungkin aku mempunyai feel kepada dirinya yang telah memperhatikan ku, dan aku anggap beda dari laki-laki kebanyakan.
Tepat jam 12.00 dosen yang mengajar di kelas pun keluar, tiba-tiba hp bergetar dan ternyata ari yang menelepon ku.
“taraa…”
“iya ari, ada apa?”
“gpp, tara udah makan dan solat?”
“belum ri, tara baru keluar kelas, dan belum solat juga. Kalau ari?”
”sama ari juga belum, yaudah tara makan dulu ya, ari juga mau makan.”
“rii, rii…”
“iya kenapa tara?”
”rii, hari minggu datang ya ke ulang tahun tara.”
“iya pasti ari datang koo.”
“sebenarnya nggak ada acara apa-apa rii, Cuma ada makan-makan aja sama teman-teman tara.”
“oke di tunggu aja ya .”

Setelah aku selesai berbincang-bincang dengan ari, aku tersenyum tersipu entah kenapa sehabis menutup telepon dari dia.


Tepat Hari ulang tahun ku

Sebelum tepat jam00.00 aku asyik berkomunikasi dengan ari melalui sms, dan tepat jam 00.00 aku memanjatkan doa tiba-tiba hp ku bergetar tanda masuk sms. Setelah aku selesai berdoa, aku lihat hp ku ternyata ari orang yang pertama kali memberikan ucapan untuk ku, di saat itu aku benar-benar bahagia banget.

Pagi hari aku bersiap-siap membereskan rumah karena jam 11.00 ari dan teman-teman ku akan datang. Jam menunjukan pukul 10.00 aku yang asik menonton tv melihat hp ternyata tak ada sms dari ari, bahwa dia akan kerumah hari itu. Sedih sii sebenarnya, pingin aku sms lagi untuk mengingatkannya, tapi sepertinya terlalu lebay. Akhirnya aku bersiap-siap dengan rasa sedikit sedih karena ari sepertinya nggak bakal datang. Tapi saat aku sedang memakai jilbab, Hp ku berdering dan ternyata ari yang menelepon ku.
“halo kenapa ri?”
“raa, rumah tara di jalan apa?, ari lupa.”
“jalan bunga rii, emang kenapa?”
“ari udah ada di dekat rumah tara, tapi ari lupa rumah tara sebelah mana.”
“yaudah ari tunggu situ tara jemput yaa.”
“oke raa.”

Selesai pembicaraan, yampun aku tanpa sadar loncat tereak-tereak sambil tersenyum kegirangan karena ari datang kerumah ku dan dia orang yang pertama kali datang. Di saat itu benar-benar aku gembira sekali.
Aku menjemput ari yang sedang menunggu aku di gang sebelah. Setelah aku menjemput,ari masuk kedalam rumah yang sudah ku hiasi dengan pernak pernik ulang tahun.
Aku yang sedang mengambil minuman buat dia, melihat ari keluar dari ruang tamu. karena menerima telepon, aku yang sudah menaruhkan minuman untuk dia di meja penasaran dengan siapa dia menelepon, akhirnya aku melihat dan memperhatikan perbincangan di telepon itu dari jendela kamar mama ku. Ari tak sadar saat aku memperhatikannya, cukup janggal ci aku curiga waktu dia sedang menerima telepon, dari siapa? Tapi kalau aku liat seperti orang special, jujur di saat aku melihat dengan sendiri aku sedikit sedih. Saat teleponnya sudah di akhiri dengan ari aku langsung pergi menuju ruang tamu yang ari duduk. Di situ aku berbincang-bincang, sampai di salah satu perbincangan itu dia menanyakan
“raa, tadi kamu update status senang di ucapin sama seseorang pertama kali. Kalau boleh tau orang itu siapa?”
”emm ..”tara tersipu malu saat ari menayakan itu.
“bukan siapa – siapa ko rii.”
“hayo siapa, jujur aja sama ari.”
“emm nggak akh pokoknya bukan siapa-siapa ko.”

Seharian penuh aku lewati bersama dengan ari. Rasanya begitu bahagia, di situ aku baru mengakui bahwa aku mulai ada feel yang sesungguhnya dengan dia. Jujur sejak aku mengenal ari aku kagum atas perhatiannya, dan ada sesuatu yang menurut aku beda dari kebanyakan pria. Tapi aku tetap pada prinsip aku nggak boleh terburu-buru, karena aku baru mengalami suatu kegagalan dengan pasangan aku sebelumnya.

Keesokan hari

Pagi-pagi aku sudah sampai di kelas, Ica menghampiri ku.
“ ciie, selamat ya raa. Sorry gua ngak bisa datang.”ucap Ica.
“iya nggak apa-apa ko, makasi ya ca.”
“ra ada yang pingin gua bilang sama lo.”
“apa ca?”jawab aku
“lo tau nggak waktu ulang tahun lo ari itu datang kerumah lo.”
“iya emang ari datang kerumah gua.”
“bukan tara bukan itu maksud gua.”
“terus maksud lo apa?” jawab aku sambil terheran.
“iya, ari waktu lo ulang tahun dia datang jam00.00 raa, dia telepon lo tapi nggak di angkat sama lo.”
“apa, kerumah gua?
Emang waktu paginya gua liat di hp ada panggilan tak terjawab dan orang itu ari, gua kira Cuma mau ngucapin doank.soalnya sebelum dia telepon dia ngucapin lewat sms.dan sewaktu gua udah bales gua ketiduran ca.”
“iy raa, dia kerumah lo, tapi di telepon lo nggak di angkat yaudah dia pulang lagi. Parah lo.”
”lah gua nggak tau ca.”

Singkat cerita

Seminggu kemudian aku dan ari semakin dekat. Tanpa ada status yang jelas, malam itu aku sedang memainkan laptop di kamar dan online di pertemanan dunia maya. Aku membuka facebook ari, saat aku melihat wall dari temannya aku begitu syok karena di situ temannya bilang bahwa ari berpacaran dengan seorang cewek bernama putri. Sungguh aku nggak percaya, tanpa sadar aku menangis. Aku jadi terfikir takut salah langkah. Setelah aku membaca itu semua, aku langsung menelepon teman yang selalu nenangin aku jika aku punya masalah dan setelah aku memberitahu semua kejadianya aku di saran kan untuk sms dia agar aku tau dia sebenarnya sedang apa, kalo memang dia sudah punya pacar agar aku tau. Karena di malam itu tepat malam minggu.
“lagi apa?”

Dua kali aku mengirim sms ke ari tapi tak di balas, aku semakin yakin bahwa dia memang sudah mempunyai pacar. Tapi aku berfikir buat apa selama ini perlakuan dia kepada ku sampai detik ulang tahun ku yang kemarin, sungguh susah di tebak. Setengah jam kemudian aku mengirim kan pesan kembali.
“ ko nggak di balas?
Sorry deh, kalau tara ganggu malam mingguan sama pacarnya .”

Di lima belas menit kemudian aku yang sedang berdiam diri di kamar, mendengar bunyi telepon dan ternyata ari menelepon ku.
“ haloo tara….”
terdiam sejenak aku menjawab “ iya…. Rii.”
“raa, lagi apa?” Tanya ari.
“lagi di kamar ri, lagi bingung aja ri.” Jawab ku dengan nada halus.
“raa, aku boleh ngomong seseuatu nggak?”
“iya, ngomong aja.”
“raa, kalo aku liat belakang ini tara lagi galau ya, sampai tadi tara sms sorry kalo ganggu malam mingguannya.”
“emmm nggak ko rii, Cuma pingin sms gitu aja, tapi kalau memang iya tara minta maaf udah ganggu.
“yammpun raa, siapa sii yang ganggu dan lagi malam mingguan?
Tadi itu nggak di bales, ari lagi jemput kakak ari dulu pulang kerja.”
“yaudah sii ri, kalau memang benar ngak apa apa.”
“tara tara, susah yah di bilangin.
Ari tau tara ngomong kaya gini, pasti tara liat wall di fb ari ya?”
“emm nggak, emang ada apa?” jawab ku dengan sedikit bohong.
“yah nggak mungkin aja, kalau tara nggak liat wall itu tara tadi ngapain sms kaya gitu.”

Aku dan ari Sedang asik mengobrol di telepon tiba-tiba ada telepon dari hp ari yang lain.

“ raa, jangan di matiin dulu ya, ari mau angkat telepon yang satu lagi.”
“ iya rii..”

aku menunggu ari yang sedang berbicara di telepon yang lain, aku mendengar sekilas pembicaraan orang yang sedang berbicara dengan ari, orang itu menanyakan tentang status hubungan ari dengan seorang perempuan yang bernama putri, ternyata orang itu menanyakan apa benar ari berpacaran dengan wanita itu. Saat aku mendengar aku begitu kecewa, dan aku juga merasa ari menjauh dari telepon yang sedang berbicara dengan ku dan belum di tutup saat orang itu menanyakan pertanyaan itu kepada ari. Nggak lama kemudian, ari berbicara lagi di telepon yang tadi aku sedang berbicara.
“ raaa, jangan di matiin dulu yaa.”
“udah lah rii, kalau emang tara ganggu ari tutup aja teleponnya. Lagian udah di tunggu tuh sama pacar baru nya.” Jawab ku penuh kesal mendengar berita itu.
“yampun tara ku, siapa sii yang punya pacar baru. Bener deh ari nggak punya.”

Singkat cerita

Hubungan ku yang semakin intens dengan ari, tanpa status yang pasti dan aku pun semakin nyaman dengan keberadaanya itu.tapi, di sisi lain aku merasa nyaman dengan keadaan seperti ini terkadang aku juga merasa tersiksa dan galau dengan adanya aku membaca pesan dari temannya ari di facebook dan mendengar langsung ucapan temannya itu telepon. Tapi kenapa ari masih mungkir dan tetap terus meyakinkan aku bahwa dia memang tak berpacaran dengan siapa pun. Pada posisi itu aku terus berfikir apa ari memang bukan yang terbaik yang memang datang dalam hidup aku yang membuat aku bahagia mulai sebelum aku ulangtahun dan sampai aku sudah merayakan ulang tahun bersama dia. Tapi kalau memang ari tak ada niat apa- apa kepada ku apa maksud dari semua ini, maksud dia memberi perhatian lebih dan membuat aku semakin nyaman dan meyakini hati aku ini apa maksud dia berbuat seperti itu.

Seminggu kemudian, tepat aku baru pulang kampus dan memang baru saja sampai di rumah ari mengirim pesan kepada ku seperti hari – hari biasa, tapi entah kenapa tiba – tiba dia mengirimkan sebuah tulisan
“Maaf aku yang tak bisa mengerti apa mau mu.”

Saat aku membaca sms itu aku langsung terkejut ada apa dengan ari, apa memang sekarang benar yang aku bayangkan telah menjadi kenyataan?.
Sungguh aku tak menyangka akan seperti ini. Tapi aku juga sejujurnya belum mempunyai bukti yang memang benar – benar terbukti. Dan tulisan yang dikirim kan oleh ari kepada ku, aku balas dengan “ Memang bukan yang terbaik .”
Aku hanya menangis sendiri di kamar akan keadaan seperti ini, bukannya aku cengen atas masalah yang sekarang aku sedang hadapi tanpa jawaban yang memang terbukti, tapi aku menangis karena sepertinya aku mengalami patah hati kembali yang pada dasarnya aku baru sebulan putus dengan Thomy dan sebulan aku di beri kenyaman dan kebahagian oleh ari tapi akhirnya seperti ini. Aku yang sedang bercermin sambil menangis hanya menyesali karena tak peka nya perasaan ini sampai aku harus mengalami kegagalan kembali. Tiba- tiba ari membalas sms aku “ Maaf aku tak bisa memenuhi keinginan mu.”
Aku pun semakin yakin dengan perkataan ari yang di kirimkan terakhir kali kepada ku di malam itu. Aku langsung membalasnya kembali “ maksud ari apa?”
Tapi saat ari membalasnya kembali dia hanya menjawab “ gpp ko tara.”
Semalaman aku tak bisa tidur dan hanya terus menangis karena ari mengirimkan pesan itu kepada ku. Sebenarnya aku tak boleh bersikap seperti ini, terlalu cengeng tapi aku menangis karena aku bingung semua perlakuan ari kepada ku dan semua yang di ceritakan Ica sahabatnya ari apa maksud dari semua ini, begitu pahit jika aku mengalami seperti ini.

Keesokan pagi mata yang masih bengkak karena terus menangis semalaman aku memutuskan tak masuk kuliah karena keadaan ku mungkin sedang labil untuk saat itu. Di situ aku mengirimkan sebuah sms kepada Ica supaya dia tau keadaan aku yang sedang terpuruk.
“Ternyata semua pria itu sama aja ya caa, walau gua bilang orang yang gua anggap beda dari mantan gua yang pernah nyakitin hati gua, tapi ternyata orang itu sama aja caa..  .”

Setelah pesan itu aku kirimkan untuk Ica, ica pun membalas pesan dari ku
“ nanti kita bicarain ya tara di kampus.” Dan aku langsung membalas pesan dari Ica.
” nggak ada yang harus di bicarakan caa, sekarang mah jujur gua kecewa banget tapi sudahlah gua ikhlas menerimanya .”

Singkat cerita

Setelah umurku yang telah genap 19 tahun kenapa menjadi seperti ini tak seindah waktu aku belum berulang tahun, kenapa kejadian ini harus sesudah aku merasakan umur 19 tahun dan melewati kebahagiaan dengan orang yang aku sayangi. Aku terpuruk sekali saat itu, aku nggak kuat untuk menjalani semua ini. Seharian aku tak keluar dari kamar hari itu aku habiskan dengan bermalas – malasan supaya hati ku lega dengan kesedihan dan secepatnya ilang kalau memang itu terbukti ari sudah mempunyai pacar.

Tepat jam 12.00 hp yang ku letakan di meja berdering aku pun mengambilnya dan ari yang menelepon ku, aku tetap angkat telepon dari nya.walau perasaan hati aku masih benar- benar bimbang dengan keadaan seperti ini. Nada halus dan lemas sekali aku berbicara dengan ari di telepon. Ari pun menyakan keadaan ku saat itu kenapa tanpak beda seperti nya.

Singkat cerita

Aku memainkan laptop sambil online di Facebook, di situ aku melihat bahwa ari sedang online juga. Aku tak menyapa ari, tapi ari menyapa ku. Dan aku membalasnya dengan singkat.
Berniat ingin membuka facebook ari dalam hati, tapi aku takut. Takut sesuatu yang tak aku ingin kan terbaca oleh ku, tapi, ku harus tegar jika memang ini semua terjadi. Saat aku membuka facebook ari ada sebuah status update’an dia yang bertulisakan bahwa dia minggu depan akan menikah. Ya allah sungguh aku benar – benar nggak menyangka bahwa ari begitu jahat kepada ku, awal dia meyakinkan dan terus meyakinkan hati ini tapi kenapa di saat hati ini telah ada untuk dia, dia malah memilih orang lain. Kenapa ya allah, aku bingung maksud dia semua ini aku benar- benar tak kuat dan tak sanggup menerimanya. Hanya menangis dan menangis yang aku lakukan setelah aku tau yang sesungguhnya dan memang telah terbukti. Tapi, kenapa ari masih berani menghubungi aku. Setelah ku tau semua aku langsung menulis sebuah catatan di facebook ku
“ maaf bukannya aku menjauh, tapi memang kita harus menjauh. Kita sudah tak bisa seperti dahulu .sejujurnya aku kangen sekali kepada mu, tapi kenyataan itu harus aku buang jauh – jauh.”

Malam pun tiba, aku sedang menonton Tv bersama mama di kamar. Mama melihat aku hari itu beda tak seperti biasanya dan menanyakan bahwa aku sedang sakit, tapi aku menjawab tidak. Tiba – tiba mama membahas dan menanyakan ari kepada ku.
“ raa, ko tumben kamu nggak telepon-teleponan jam segini sama ari?.”
aku hanya terdiam saat mama menanyakan itu dan bersikap seolah tak ada apa – apa.
“ emm nggak ko mah barusan ari sms. “ jawaban singkat keluar dari mulut ku
“kamu sepertinya lagi punya masahal sama dia?, abis tumben dia nggak main kerumah.”

Mama begitu antusias sekali dengan kehadiran ari dalam hidup ku, karena saat mama tau aku putus dengan thomy ari datang yang memang belum menjadi status resmi berpacaran tapi mama senang melihat ari telah membahagiankan aku di saat aku sedih baru putus dengan thomy, dan mama juga senang karena di waktu umur ku genap 19 tahun ari yang pertama kali menyiapkan kejutan untuk aku.

“ raa, mama tau kamu ada masalah. Sebenarnya ada apa??
Dari tadi pagi mama liat kamu nggak kuliah dan murung terus.”
“maahh……” aku langsung merangkul mama sambil menangis.
“ada apa kamu tara menangis?”Tanya mama.
“mah, ari jahat sama aku mah, ari kenapa kaya gitu ke tara mah?”
“iya iya tapi sebenarnya ada apa, mama nggak ngerti maksud kamu.”
“mama, harus tau minggu depan ari mau menikah.”

Mama setelah mendengar perkataan itu langsung syok dan mambelai ku.
“sabar nak, mungkin dia belum jodoh kamu. Udah sekarang kamu solat dan meminta sama allah, kalau memang dia yang terbaik untuk kedepannya supaya selalu di beri petunjuk, sabar ya tara.”

Ucapan itu sangat menyentuh hati aku, mama terus memberikan nasehat agar aku tetap tegar.


Singkat cerita

Hari – hari menuju pernikahan ari semakin dekat, tapi ari pun masih terus dan terus menghubungi aku dan menganggap tidak ada apa- apa.
Aku yang sedang menyendiri di kamar menuliskan sebuah tulisan yang menggambarkan tentang kekecewaan aku terhadap ari.

“aku ingin pergi ketempat aqu bisa teriak bebas untuk bilang.
Tuhan…….
aqu butuh kejujuran bukan kebohongan.
aqu butuh kebahagian yang benar-benar pasti dan bukan cuma di awal aqu rasa.
aqu ingin tertawa bukan menangis.”


tepat di hari pernikahan ari, aku lupa bahwa hari itu ari akan menikah. Tapi ada saja yang mengingatkannya dan orang yang mengingatkannya yaitu ari sendiri. Ari menelepon aku
dan berbicara tentang pernikahannya itu .
” tara..”
“iya ri, ada apa?” jawab ku dengan nada halus.
“tar, sebelumnya ari minta maaf yang sedalam – dalamnya.”
“memang ada apa rii?”
“tara, ari bukan mau mempermainkan tara. Tapi memang ini keadaan yang salah ra.”
“ari ngomong apa ci tara nggak ngerti.”
“tara hari ini main ya kerumah Ica.”
“kerumah ica? Mau ngapain tara kerumah ica?.
Tara lagi sakit rii.”
“tara sakit apa?
Tara, maaf ya.. hari ini ari menikah tara datang ya. Ari harap tara datang bersama ica karena ari ingin di hari special ari, ari bisa melihat tara .”

Aku syok saat ari berbicara dengan ku seperti itu. Aku yang mendengar itu semua langsung menangis dan menjatuhkan Hp yang sedang aku teleponan dengan ari.
Aku benar –benar kecewa dengan ari. Mengecewakan hati dan perasaan ku begitu dalam. Walau memang di antara kita belum ada ikatan resmi tapi apa yang dia lakukan untuk aku hanya membawa petaka luka.

Aku hanya terus dan terus menangis hingga deppresi yang aku rasakan. Hingga waktu tiba aku sudah merasakan bahwa aku sudah tak kuat untuk menerima semua cobaan ini. Hari – hari ku terus di selimuti rasa sedih dan air mata mengalir.
Sebelumnya aku menuliskan sebuah tulisan untuk terakhir kali.

“Kau datang membuat aku bahagia
Kau yang memberi penyemangat dalam hidup ini
Kau yang selalu menemani hari-hari ku
Kau juga yang meyakinkan hati ini,
Tapi kenapa kau juga yang melukai hati ini sungguh jahat dan tega sekali.
Terimakasih telah hadir dalam hidup ku.”

Setelah semua sudah ku tuliskan dalam sebuah kertas putih dan kini ku akhiri hidup ku semua.





cerita ini aku tuliskan dari dalam hati ku sesungguhnya aku sangat kecewa sekali dengan mu tapi aku jujur aku bisa melewati hari hari yang indah dan senang di umurku ke 19 tahun dialah yang paling special walau akhirnya begini.


:( :(

1 komentar:

  1. aku hanya wanita biasa yang tak bisa tegar sesungguhnya menghadapi seperti ni

    BalasHapus