Selasa, 10 Januari 2012

tanpa judul

Nama : deni dwi lestari

Npm : 31209515

Untuk memenuhi tulisan Softskill ibu BUDI UTAMI, SE

Mata kuliah : Aspek Hukum dalam Bisnis #



Jangan menulis diatas kaca,

Menulislah diatas meja,

Jangan menangis karma cinta,

Menangislah karma dosa.

Miliki hati lah yang tak pernah membenci,

Miliki senyum lah yang tak pernah pudar.

Miliki kata lah yang tak pernah menyakiti hati.

Miliki cinta lah yang tak pernah berhenti menyayangi

contoh makalah statistika

Nama : Deni Dwi Lestari

Npm : 31209515

Untuk memenuhi tulisan Softskill ibu BUDI UTAMI, SE

Mata kuliah : Aspek Hukum dalam Bisnis #


Statistika Non Parameter

Ø Non Parameter

Non Parameter adalah statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak).

Alat uji yang di pakai Pada Non Parameter yaitu

A. test Binomial : syarat – syaratnya

- jawaban hanya terbagi dalam dua jawaban

- Data Nominal

- Sampel Kecil

B. Chi kuadrat :

- Pilihan terdiri dari dua atau lebih

- data nominal

- sample besar

Ø Uji Tanda

Uji tanda adalah salah satu uji statistik nonparametric. Data yang di pakai pada uji tanda yaitu data ordinal.

* hipotesis


Ho = P ( Xa > Xb ) = P ( Xa < Xb )

H1 = P ( Xa > Xb ) # P ( Xa < Xb )

* Uji Statistik

X2 = ( A + D )2 ; dengan df = 1

A + D

* Kriteria Uji

Ho di tolak jika X2 > X2 tabel

Ho di terima jika X2 > X2 tabel

Ø Uji Wilcoxon

salah satu uji yang paling kuat dari uji nonparametrik untuk membandingkan dua populasi.

Data yang di pakai pada uji Wilcoxon yaitu data orginal

* hipotesis

Ho = tidak terdapat perbedaan……. Antara sebelum dan

sesudah

H1 = terdapat perbedaan……. Antara sebelum dan

sesudah

* Uji Statistik

T terkecil

Di mana T = jumlah jenjang bertanda

* Kriteria Uji

Ho di tolak jika : T hitung < T tabel

Ho di terima jika : T hitung > T tabel

Contoh soal

Jika sample berpasangan lebih besar dari 25 , maka distribusinya di anggap akan mendekati distribusi normal. Untuk itu di gunakan Z sebagai uji statistiknya

Jawaban :

Z = T - µ T

ð T

Dimana :

µ T : n ( n + 1)

4

Ø Uji man whitney

Uji man whitney adalah merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama

Ø Uji Ranking Spearman

Uji Ranking Spearman adalah merupakan statistik yang didasarkan atas rangking (jenjang) yang paling awal dikembangkan dan mungkin paling dikenal dengan baik hingga kini.

Regresi Linear sederhana dan kolerasi Linear sederhana :

Ø Pemakaian Regresi kolerasi dan asumsi dasar pemakaian

Asumsi Analisis Regresi Linier :

1. Data Y berskala minimal interval

Data X berskala minimal nominal

(jika data X berskala nominal / ordinal harus menggunakan bantuan

variabel dummy)

2. Existensi untuk setiap nilai dari variabel x yang tetap, y adalah variabel

random dengan distribusi probabilitas tertentu yang mempunyai mean dan

varians.

3. Nilai y secara statistik saling bebas

4. Linieritas, nilai rata-rata y adalah sebuah fungsi garis lurus dari x

5. Homoscedasticity. Varians dari y adalah sama pada beberapa x

6. Distribusi normal pada beberapa nilai tertentu x, y mempunyai distribusi

normal

Regresi Linear Berganda ( RLB )

Model regresi linier berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Modelnya :

Dimana

Y = variabel terikat

Xi = variabel bebas ( i = 1, 2, 3, …, k)

b0 = intersep

bi = koefisien regresi ( i = 1, 2, 3, …, k)

Model penduganya adalah

Y = bo+ biXi+b2X2+……+bkXk

Misalkan model regresi dengan kasus 2 peubah bebas X1 dan X2 maka modelnya :

Y = bo+ biXi+b2X2

Sehingga setiap pengamatan

Akan memenuhi persamaan

Y = bo+ biXi+b2X2+€i

Ø Uji CHI-KUADRAT

Pengertian Uji Chi – Kuadrat yaitu pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar – benar terjadi atau actual dengan frekuensi harapan

Perbedaan Frekuensi Observasi dan frekuensi Harapan :

a. Frekuensi Observasi nilainya di dapat dari hasil percobaan

b. Frekuensi harapan nilainya di dapat dari perhitungan secara teoritis

Bentuk Rumus dari Chi kuadrat :

X2 = ∑ ( fo – fe ) 2

Fe

Distribusi X2 di gunakan untuk menguji :

a. Apakah frekuensi observasi berbeda secara signifikasi terhadap frekuensi ekspektasi

b. Apakah dua variable independt atau tidak

c. Apakah data sample menyerupai distribusi hipotesis tertentu seperti distribusi normal, binomial, poisson atau yang lain.

Nilai X2 selalu positif karena di dapat penjumlahan kuadrat dari variable normal standar Z sehingga kurva chi kuadrat tidak mungkin berada di sebelah kiri nol.

Bentuk distribusi X2 tergantung dari derajat bebas ( db ) atau degree of freedom. Distribusi X2 bukan suatu kurva probabilitas tunggal tetapi merupakan suatu keluarga dari kurva bermacam – macam distribusi X2

Contoh soal

1. Uji kecocokan :

Departemen pendidikan RI ingin meneliti tentang siswa smp yang putus sekolah selama tahun 2006 di 4 wilayah jawa barat ini merata atau tidak. Berdasarkan penelitian tersebut di peroleh data sebagai berikut :

Wilayah

bogor

Bandung

Sukabumi

Cirebon

Total

frekuensi

30

35

45

22

132

Jawaban :

Diket n = 4 fo 1 = 30 fo 3 =45

a = 0.05 fo 2 = 35 fo 4 = 22

a. menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternative

Ho : jumlah siswa smp yang sekolah tahun 2006 di jawa barat merata

Ha : jumlah siswa smp yang sekolah tahun 2006 di jawa barat tidak

Merata

b. menepatkan tingkat signifikasi dan derajat bebas

a = 5 % = 0.05

db = k-m-1

= 7.815

c. menentukan nilai kritis

Fe = jumlah data / banyaknya kolom

= 132/4

= 33

Rumus :

X2 = ∑ ( fo – fe ) 2

Fe

Fo

Fe

( Fo – Fe )

( Fo – Fe ) 2

( Fo – Fe )2 / fe

30

35

45

22

33

33

33

33

-3

2

12

-11

9

4

144

121

0.273

0.121

4.364

3.667

total

8.425

Kesimpulan :

Karena X2 hitung adalah 8.425 lebih besar dari nilai kritis ( X2 tabel ) adalah 7.815 maka kita terima Ha, berarti jumlah siswa smp yang putus sekolah tahun 2006 di jawab barat tidak merata.

Pemanfaatan Uji dan data yang sesuai untuk Uji Chi – kuadrat

Ada beberapa manfaat dari distribusi chi-kuadrat, yaitu :

a. Untuk menguji, apakah frekuensi yang di amati ( diobservasi )

Berbeda secara signifikan dengan frekuensi teoritis atau frekuensi yang di harapkan.

b. Untuk menguji kebebasan ( independensi ) antara factor dari data dalam daftar kontingensi, dan

c. Untuk menguji apakah data sample mempunyai distribusi yang mendekati distribusi hipotesis tertentu ( distribusi populasi , seperti distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi normal.

Cirri – cirri dari Chi kuadrat :

- Pilihan terdiri dari dua atau lebih

- data nominal

- sample besar

Uji Goodness Of Fit ( Uji kecocokan )

A. Penetapan Hipotesis Awal dan Hipotesis alternafit

Ho : Frekuensi setiap katagori memenuhi suatu nilai / perbandingan.

Hi : Ada katagori yang tidak memenuhi nilai / perbandingan tersebut

Contoh 1 :

Pelemparan dadu 120 kali, kita akan menguji kesetimbangan dadu. Dadu setimbang jika setiap sisi dadu akan muncul 20 kali.

Jadi,

Ho : setiap sisi akan muncul = 20 kali

Hi : ada sisi yang muncul # 20 kali

B. Rumus X2

k

X2 = ( Oi – ei )2

i = 1 ei

Keterangan :

K : Banyaknya katagori / sel 1, 2 …. k

Oi : Frekuensi observasi untuk katagori ke- i

ei : Frekuensi ekspetasi untuk katagori ke-I kaitkan dengan frekuensi

ekspektasi dengan nilai / perbandingan dalam Ho

contoh makalah manajemen permodalan

Nama : Deni Dwi Lestari

Npm : 31209515

Untuk memenuhi tulisan Softskill ibu BUDI UTAMI, SE

Mata kuliah : Aspek Hukum dalam Bisnis #



Manajemen Permodalan

1. Modal Dan Pasiva Bank

Dalam Neraca Bank akan terlihat bahwa Rekening – Rekening Modal merupakan bagian dari Pasiva yang tergolong Non Current, yang artinya di luar dari kewajiban yang segera ditagih atau segera di bayarkan. Tetapi modal tetap merupakan kewajiban dari bank, yaitu Manajemen Bank harus mempertanggung jawabkan Rekening Modal ini pada para pemegang saham pada waktu yang telah ditentukan, misalnya setahun sekali pada saat rapat umum para pemegang saham.

Pemegang saham mendambakan “ Deviden “ setiap akhir tahun yang akan di bagikan sesuai dengan perhitungan tersendiri, yaitu sebesar modal yang ditanam atau sebesar jumlah saham yang di miliki. Di lihat dari Neraca sebelah Pasiva sebuah bank, akan terlihat adanya rekening modal dan cadangan. Rekening Cadangan ialah berasal juga dari pembagian keuntungan modal yang tidak di bagikan kepada pemegang saham, yang di gunakan untuk kepentingan tertentu, contohnya untuk memperluas usaha, pemerataan pembagian deviden dan untuk menjaga likuiditas karena adanya kredit – kredit yang di ragukan atau menjurus akan macet.

2. Fungsi Modal bank

Fungsi utama dari modal Bank adalah melindungi para penyimpan uang

(deposan ) dari kerugian yang timbul. Sedangkan Modal Bank adalah manifestasi dari keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis perbankan. Modal bank tersebut biasa di gunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana giro. Perkembangan perbankan di mulai sejak tahun 1970 dan telah menunjukan perubahan yang amat besar dalam posisi modal bank di bandingkan dengan total aktiva. Dilihat dari sekilas sejarahnya di Amerika serikat awal abad ke – 20 terlihat perbandingan antara modal dengan total aktiva sebesar 20%, maka perkembangan di awal tahun 1980 – an terjadi pergeseran yang cukup mencolok, yaitu 70% di mana artinya jumlah modal hanya 7% dari total aktiva.

Sedangkan Keadaan di Indonesia saat ini hampir sama dengan di amerika serikat, yaitu berkisar 6 sampai dengan 9 % atau rata – rata sekitar 7,5%. Keadaan ini menunjukan bahwa masyarakat telah begitu percaya pada bank sehingga jumlah simpanan masyarakat mencapai 6 sampai 7 kali lipat dibandingkan dengan modal dan cadangan dari bank tersebut.

3. Kecukupan Modal Bank

Suatu perbandingan antara pos – pos pasiva akan merupakan petunjuk tentang safety-nya suatu simpanan masyarakat pada bank. Sejak awal abad ke – 20, telah berkembangnya suatu komputasi tentang sehatnya permodalan bank yang di hubungkan dengan dana pihak ke – 3, yaitu giro, deposito, dan tabungan. Komputasi yang merupakan ration modal di kaitkan dengan simpanan pihak ketiga dapat di lihat dari suatu rumus umum yang lazim di pergunakan bank seperti di bawah ini :

Modal dan Cadangan = 10 %

Simpanan masyarakat( giro, deposito + Tabungan)

Dari komputasi berupa Rasio modal atas simpanan ini, terlihat bahwa modal dan cadangan cukup dengan 10% saja di bandingkan dengan simpanan masyarakat. Keadaan ini di anggap cukup sehat.

Rasio terhadap modal lainnya yang semakin berkembang beberapa puluh tahun terakhir adalah perbandingan antara modal dengan aktiva yang berisiko.

4. Capital Adequacy Ratio ( C . A . R )

ü Kaitan B.I.S dan C.A.R

BIS adalah singkatan dari Bank For Intenasional Settlements, suatu organisasi Bank Sentral dari Negara – Negara maju yang di sponsori Amerika Serikat, Kanada dan Negara – Negara Eropa Barat, Jepang sebagai salah satu Negara maju yang berada di Asia ikut paling akhir dalam pendiri BIS karena kritik terhadap system moneter Jepang justru yang paling ramai dibicarakan dalam petemuan awal dari bank global ini.

Suatu kesepakatan pertama pada tahun 1988 adalah tentang “ ketentuan permodalan “ dengan menetapkan CAR, yaitu rasio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang mengandung risiko. Ketentuan ini nampak sangat “ sederhana “, namun banyak konsekuensi lanjutan dari penerapan rasio tersebut dalam praktek perhitungan. Hanya beberapa semester dari ketentuan tersebut, khususnya tahub 1989 dan 1990, mulailah terasa adanya keguncangan dalam stabilitas moneter internasional, kususnya di alami oleh Amerika Serikat dan Jepang.

ü Latar Belakang Ketentuan C.A.R

Saat memasuki era 1980-an, terasa ada ketimpangan struktur dan sistem

Perbankan internasional, yang di amati secara saksama oleh ahli – ahli moneter

dan perbankan Negara – Negara maju, termasuk beberapa pakar dari IMF dan

world bank. Beberapa indikasi di bawah ini mendukung pendapat di atas yaitu :

Pertama → krisis pinjaman Negara – Negara amerika latin telah menggangu

kelancaran arus putaran uang internasional.

Kedua → Persaingan yang “ unfair “ antara bank – bank jepang dan bank –

bank amerika dan eropa di pasar keuangan internasional. Bank –

bank jepang memberikan pinjaman sangat lunak ( bunga rendah )

karena ketentuan CAR di negara tersebut sangat ringan, yaitu antara

2 sampai 3 % saja. Sampai tahun 1990 ( ekspansi kredit lunak di

awali tahun 1984 ). Bank – bank jepang telah melepas sedikitnya 2

triliyun dollar menghasilkn emisi saham baru sebesar 35 milyar

dollar.

Ketiga → akibat dari persaingan yang tidak fair tersebut, maka situasi pinjaman

internasional menjadi terganggu dan turut pula mempengaruhi situasi

perdagangan internasiona. Hal ini bisa membahayakan situasi

likuiditas internasional.

ü Formula C.A.R

Berdasarkan 3 indikasi moneter ini maka bank for internasional settlement ( B.I.S ) menetapkan ketentuan dan perhitungan capital adequacy ratio ( C.A.R ) yang harus di ikuti oleh bank – bank di seluruh dunia, sebagai suatu level permainan dalam kompetisi yang fair dalam pasar keuangan global. Formula yang di tentukan oleh BIS adalah “ rasio minimum 8 persen permodalan terhadap aktiva yang mengandung risiko “.

Ketentuan 8 % CAR sebagai kewajiban penyediaan modal minimum bank, di bagi atas 2 bagian yaitu :

1. 4 % modal inti ( tier 1 ) yang terdiri dari shareholders equity, preferred stocks

dan freereserves.

2. 4 % modal sekunder ( tier 2 ) yang terdiri dari subordinate debt. Loan loss

provisions, hybrid securities dan revaluation reserves.

5. Capital Adequacy Ratio untuk Perbankan Indonesia.

Memenuhi ketentuan CAR yang di tetapkan oleh BIS, bank Indonesia Sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia telah mengeluarkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank ( capital adequacy Ratio = CAR ) dengan surat keputusan direksi bank Indonesia No. 23 / 67 / KEP/ Dir tanggal 28 februari 1991.

Bisa di lihat ada beberapa sumber dari keterangan dan penjelasan mengenai ketentuan – ketentuan CAR yang harus di penuhi oleh semua bank Indonesia dan mulai harus di tetapkan dalam tahun 1991.

ü Umum

Modal merupakan factor terpenting bagi perkembangan dan kemajuan Bank serta upaya untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu modal bank di gunakan menjaga adanya risiko kerugian sebagian besar dari dana pihak ketiga.

Menurut standar BIS, masing – masing Negara dapat melakukan penyesuain dalam penerapkan prinsip – prinsip perhitungan permodalan dengan memperhatikan kondisi perbankan setempat. sesuai dengan prinsip – prinsip yang di anut oleh BIS, kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank di dasarkan pada risiko aktiva dalam arti luas, baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administrative sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan suatu komitmen yang di sediakan oleh bank bagi pihak ketiga. Risiko terhadap aktiva dalam arti luas dapat timbul baik dalam bentuk risiko kredit maupun risiko yang terjadi karena fluktuasi harga surat - surat berharga, dan tingkat bunga serta nilai tukar valuta asing. Yang artinya secara teknis kewajiban penyediaan modal minimum di ukur dari presentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko, sedangkan pengertian modal meliputi modal inti dan modal pelengkap.

ü Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Kewajiban penyediaan modal minimum bank diukur dari presentase tertentu tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. Sejalan dengan standar yang di tetapkan oleh Bank For Internasional Settlements, terhadap seluruh bank di Indonesia di wajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8 %. Dan untuk memberi kesempatan kepada perbankan melakukan penyesuian permodalannya berdasarkan ketentuan ini, maka pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 8 % dapat di lakukan dengan secara bertahap, yaitu sekurang – kurangnya :

A. 5 % sejak akhir Maret 1992

B. 7 % sejak akhir Maret 1993

C. 8 % sejak akhir Desember 1993

Sejalan dengan prinsip tersebut pada angka 1.4, meskipun modal bank telah memenuhi minimum sebesar 8 %dari aktiva tertimbang menurut risiko, namun apabila menurut penilaian bank atau bank Indonesia terdapat factor lain yang dapat menambah risiko di luar risiko – risiko yang telah di hitung secara kuantitatif, maka bank perlu menyediakan modal yang lebih besar dari 8 %.

Pengertian Modal

Modal bagi bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia sesuai dengan pasal 3 ayat (1) Surat Keputusan tersebut terdiri atas Modal Inti dan Modal Lengkap.

I. Modal Inti

a) Modal disetor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemiliknya.

b) Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

c) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak.

d) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu .

e) Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak dan diputuskan untuk tidak dibagikan.

f) Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditetapkan penggunaannya.

g) Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.

h) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya di konsolidasikan (minority interest), yaitu modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut.

II. Modal Pelengkap

a) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap.

b) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagi akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

c) Modal kuasi yang menurut BIS disebut hybrid (debt/equity) capital instrument, yaitu modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau utang dan mempunyai ciri-ciri :

Ø Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal (subordinated) dan telah dibayar penuh.

Ø Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia

Ø Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi retained earnings dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi.

Ø Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.

d) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Ø Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman.

Ø Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia.

Ø Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh.

Ø Minimal berjangka waktu 5 tahun.

Ø Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari BI.

Ø Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi barlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).

Perhitungan Kebutuhan Modal

Kebutuhan modal minimum (KMM) bank dihitung berdasarkan Aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dan ATMR aktiva administratif.

ATMR aktiva neraca, diperoleh dengan cara mengalihkan nilai nominal aktiva tersebut dengan bobot risiko. Misalnya, kredit pemilik rumah (KPR) sebesar Rp. 1 Milyar dengan bobot risiko 50% maka ATMR adalah 500 juta.

Rp 1 Milyar X 50% = Rp 500 juta

ATMR aktiva administratif, diperoleh dengan cara mengalihkan nilai nominalnya dengan bobot risiko aktiva administratif tersebut. Misalnya kredit yang belum digunakan yang dijamin oleh BUMN (misal Pertamina) sebesar Rp. 1 Milyar bobot risiko aktiva 100% maka ATMR aktiva administratif ini adalah sebesar Rp. 1 Milyar .

Rp 1 Milyar X 100% = Rp. 1 Milyar

Setelah angka ATMR diperoleh maka KMM atau CAR bank adalah 8% dari ATMR.

Perhitungan CAR

Guna mempermudah perhitungan CAR atau KMM bagi bank-bank di indonesia maka Bank Indonesia telah juga memberikan contoh formulir pemenuhan perhitungan KMM yang dibagi beberapa bagian yaitu :

I. ATMR terdiri dari :

1. ATMR Aktiva Neraca, dalam Rupiah dan Valas

  1. ATMR Aktiva Administratif (Rp + valuta asing)

II. MODAL, yaitu modal inti dan modal pelengkap

III. MODAL MINIMUM ( 8% X ATMR)

IV. Kelebihan atau kekurangan modal, yaitu jumlah modal dikurangi modal minimum.

V. RAsio modal yang diperoleh dari Jumlah Modal X 100%

Jumlah ATMR